25 radar bogor

Pembatasan Medsos, Pengusaha Online di Bogor Merugi

Ilustrasi
Ilustrasi berbelanja online

BOGOR–RADAR BOGOR,Penetapan kebijakan pembatasan akses media sosial yang dilakukan pemerintah rupanya sangat berdampak dan menghambat para penggiat jual beli online di media sosial.

Hal tersebut dirasakan, pebisnis online Mila Wiarti yang mengu­sung brand Twist Rope, hari pertama pembatasan media sosial dan WhatsApp, dirinya tidak bisa melakukan aktivitas jual beli sama sekali.

“Seharian aku enggak jualan karena belum tahu VPN,” katanya.

Agar aktivitas jual belinya te­tap berjalan, Mila mengaku ter­paksa harus menggunakan VPN, agar bisa berkirim sekali­gus upload gambar. Tapi dengan cata­­tan untuk transaksi perban­kan, seperti mengecek mutasi reke­­ning tidak menggunakan VPN, melainkan jaringan biasa.

“Takut ada data pribadi yang dicuri, karena aku pakai VPN tidak berbayar,” katanya.

Mila mengungkapkan, pem­ba­ta­san media sosial dan WhatsApp ini sangat ber­penga­­ruh, meski kata Mila belum ada customer yang protes.

“Customer kebanyakan order tengah malam. Apa karena WhatsApp-nya baru nyampe, entah memang jari­ngannya lagi benar jam tengah malam,” jelasnya.

Alhasil, omzet bisnis online-nya pun dipastikan menurun. Namun untungnya masih diimbangi dengan penghasilan dari marketplace miliknya.

“Kalau di marketplace kan enggak ada masalah. Apalagi jelang Lebaran, marketplace lagi perang promo, gratis ongkir, jadi pendapatan masih bisa ketutup dari situ,” paparnya.

Meski diakui Mila, pendapatan dan pangsa pasarnya lebih besar dari media sosial, khususnya Instagram. Sebab dari Instagram-lah, sambung Mila, dirinya kerap mengin­formasikan promo-promo apa saja yang ada di marketplace dan berlanjut ke WhatsApp.

“Menghambat sama jualan yang olshop-olshop. Kerugian bisa sampai 50 persen akibat medsos dibatasi, traffic juga kan turun drastis,” paparnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Syaifudin Zuhdi menilai, pembatasan medsos dan WhatsApp ini jelas bagi pebisnis sangat merugikan hingga 80 persen juga merugikan masyarakat yang pada saat ini menghadapi Lebaran sedang tinggi-tingginya transaksi maupun order.

“Sebaiknya pemerintah kalau memang ingin memperbaiki perekonomian nasional tidak seharusnya melakukan ini. Berdampak negatif hampir seluruh sendi-sendi pereko­nomian masyarakat, yang dipertimbangkan hanya aspek politik tidak mempertim­bangkan aspek lainnya,” tandasnya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara meminta maaf atas kesulitan yang ditimbulkan dari penetapan kebijakan pembata­san akses media sosial yang berdampak pada pengusaha berbasis online.

“Saya mohon maaf, sementara tidak bisa gunakan fitur gambar, terutama (mereka yang) jualan online untuk memanfaatkan gambar di media sosial terkena dampaknya, saya turut prihatin,” tukasnya.(wil/ded/net)