25 radar bogor

Meningkmati Keindahan Alam Gunung Dago Parungpanjang

Menikmati suasana alam Gunung Dago Parungpanjang, Kabupaten Bogor.

PARUNGPANJANG-RADAR BOGOR, Bagi masyarakat yang ingin menghabiskan massa libur panjangnya, tidak salahnya ketika berwisata ke Bogor menyempatkan diri ke tempat wisata alam Gunung Dengo. Pasalnya, tempat wisata ini menawarkan keindahan alam yang sulit ditemukan di tempat lain.

Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) pun terus berinovasi menyediakan destinasi wisata alam di Kampung Dago Desa Dago, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor ini.

Selain menyediakan berbagai permainan seperti Bumi Perkemahan, jalur motor cross, motor ATV fun race adventur, spot swafoto, serta sepeda gowes, dan kampung adat.

Namun tidak menghilakan keidahan alam dari ketinggian bukit Gunung Dago, yang menjadi bagian solusi bagi masyarakat yang senang menikmati alam.

Seperti yang dikatakan pengunjung wisata Gunung Dago, Ade Karni (30) warga Parungpanjang mengatakan, dari berbagai permainan didalam wisata Gunung Dago ini sangat menghibur dan menarik area tengah hutan pegunungan. “Bagus untuk ukuran di kecamatan Parungpanjang, selain jaraknya dekat harganya pun ekonomis,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua LMDH Desa Dago Mahpud Saripudin mengatakan, dalam pengembangan ekowisata ini ada tiga prinsip yakni jaga ekosistem, juga ekologi dan pengembangan ekososialnya.

“Yang kita kembangkan sekarang adalah ekososial mampu menguntungkan bagi masyarakat dengan tidak merusak ekologi dan ekosistem yang ada disini,” ucapnya.

Apud menambahkan, wisata alam Gunung Dago ini dikekola oleh lembaga yang sudah diakui di perhutani. Dimana lembaga ini sudah setingkat Nasional, sedangkan, di wilayah Parungpanjang ada sebelas desa yang memiliki pangkuan hutannya ada 7 Desa.

“Jadi secara pengelolaannya itu dikerjasamakan antara LMDH Wana Cendana dengan Perhutani, untuk tiket masuk pun berkisar Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu tidak merusak isi kantong,” tambahnya.

Apud menambahkan, salah satu program LMDH yang sedang dikembangkan yakni ekowisata untuk masyarakat dan ada pembagiannya, dari 100 persen untuk Perhutani 30 persen dan 70 persen untuk LMDH.

“Warga sekitar pun diikutseratakan sebagai petugas wisata, artinya keberadaan wisata alam mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” pungkasnya.(nal/c)