25 radar bogor

Budayakan Suku Baduy lewat Film Ambu

PROMOSI: Pemain, penulis dan sutradara film Ambu saat lakukan promosi di Bogor Trade Mall, kemarin (21/5).

BOGOR–RADAR BOGOR, Suasana bioskop kenamaan di Bogor Trade Mall berbeda. Kemarin (21/5), artis serta penulis buku sekaligus sutra­dara film lokal Ambu sambangi warga Bogor untuk menonton film yang ber­­­durasi 118 menit tersebut.

Tak keting­galan, Wali Kota Bogor, Bima Arya pun ikut menghadiri nonton bareng bersama Bu­pati Lebak, Banten, Iti Octavia Jayabaya.

Film yang berdurasi 118 menit tersebut, diakui Bima sempat membuatnya mene­teskan air mata berkali-kali. Lantaran ada beberapa bagian cerita yang mengi­ngatkan Bima de­ngan mendiang ibundanya.

’’Film ini berhasil membuat saya mena­ngis beberapa kali. Yang perta­ma, saya jadi teringat dengan ibu saya. Ibu saya juga meni­nggal karena kanker payudara,” ungkap Bima setelah menonton film.

Bima menuturkan, film tersebut juga mengingatkan bagaimana perjuangan seorang ibu memberikan yang terbaik untuk anaknya.

’’Film ini bukan saja menyentuh hati kita tentang cinta sejati ibu dan anak, tapi film ini juga mengi­ngatkan kepada kita bahwa sepintar apa pun, semodern apa pun kita, tidak boleh lupa dengan tradisi budaya leluhur kita,” ujarnya.

Sejumlah pemeran dalam film garapan Skytree Picture ini pun tampak hadir, mulai dari Widyawati (Ambu Misnah), Endhita Wibisono (Hapsa) dan penulis skenario Titien Watti­mena serta sutradara Farid Dermawan.

Kehadiran Bupati Lebak di Kota Bogor bukan tanpa alasan. Film yang juga dibintangi Laudya Cynthia Bella (Fatma) dan Baim Wong (Nico) ini merupakan film lokal yang mengangkat konflik ibu-anak dengan latar budaya Suku Baduy. Pengemasannya pun sangat apik, baik dari segi alur cerita, konflik hingga pengambilan gambarnya sehingga mampu menjadi bagian dari promosi wisata Kabupaten Lebak.

Plot film ini mengangkat kisah cerita tentang Ambu Misnah yang hidup dengan latar bela­ka­ng budaya yang begitu kuat. Gambaran ini terlihat keti­ka Ambu ditinggal oleh anak perempuannya, Fatma.

Fatma bukannya lupa akan akar budayanya sendiri, namun ia pergi dari Baduy ke Jakarta untuk sebuah alasan, yakni demi cintanya dengan seorang pemuda ibu kota. Kisah ini bertahan cukup lama, sampai pada suatu hari Fatma pulang ke Baduy bersama gadis kecil bernama Nona yang diperankan oleh Lutesha.

Namun, konflik mulai muncul di sini. Ambu justru punya sikap yang lain ketika melihat Fatma membawa pulang Nona ke Baduy setelah 16 tahun berlalu.

Usai menyaksikan film terse­but, lebih dalam, Bima berpe­san kepada kaum ibu-ibu dan anak-anak agar turut menonton film Ambu.(cr2/c)