25 radar bogor

Kisah Hijrah Lutfi Ferdiansyah, Komitmen Salat Tepat Waktu

DALAM proses hijrah, mencoba istiqomah merupakan salah satu hal yang menjadi ujian tersendiri. Hal ini pula yang tengah dijalani Lutfi Ferdiansyah (22).

Kepada Radar Bogor, Upi, begitu dirinya disapa mengaku belum sepenuhnya hijrah, masih dalam proses dan sedang istiqomah agar lebih baik lagi.

Upi menuturkan, mendapatkan hidayah sekitar dua tahun lalu. Saat itu, dia mengikuti kajian yang diselenggarakan kantor tempat Upi bekerja yang dimoderatori Ustadz Abu Fida.

“Tema yang disajikan cukup ringan tapi ngena. Soal keutamaan salat tepat waktu di masjid bagi laki laki,” kata Upi.

Sebelumnya, jika disebut salat, Upi menjalankannya. Namun terkadang dalam satu hari, hanya empat waktu yang dijalankan, waktu salat subuh seringkali kesiangan dan berakhir tidak menjalankannya.

“Dan salat yang lain waktu itu pun kadang suka diulur waktu. Contohnya dulu kalau mau salat zuhur, baru ngelaksanainnya pas ashar,” kata Upi seraya tertawa.

Setelah mendapatkan kajian tersebut, Upi mulai mencoba mengubah kebiasaan buruknya di masa lalu. Dari awalnya saat mendengar adzan masih biasa saja dan malah memilih salat di rumah. Kini, Upi istiqomah ketika mendengar adzan, langsung menuju masjid.

“Awalnya agak berat, mengingat saya memang jarang-jarang salat ke masjid kecuali Jumat sama salat ied doang,” jelasnya. Setelah memperbaiki waktu salat, satu per satu kebiasaan buruknya yang lain mulai diperbaiki.

Di sisi lain, untuk menambah ilmu agama, Upi kerap mengikuti kajian, meski sifatnya dadakan. “Sekarang sih lebih suka ngikut kuliah subuh dan lebih sering liat kajian via youtube soalnya bentrok sama pekerjaan juga (waktunya;red),” urai dia.

Upi pun tak sungkan memberi tips agar mampu mengutamakan salat tepat waktu dan melaksanakannya di masjid bagi laki-laki.

“Jadikan salat sebagai ajang buat “caper” ke Allah. Contohnya di dunia kerja, kita sebisa mungkin ngasih yang terbaik untuk pekerjaan kita kan? Otomatis kalau kita jadi karyawan yang rajin, baik dan teladan. Atasan pasti bakal appreciate, dapat bonus, naik jabatan dan penghargaan lainnya,” bebernya.

Sebaliknya, sambung Upi, jika dalam pekerjaan dilakukan pleya-pleyo dan semaunya, masuk telat atau lainnya. Pun atasan akan malas memberi apresiasi dan pada akhirnya ditegur malah diberi hukuman oleh atasan.

“Allah pun akan seperti itu, bahkan mungkin lebih memberi kita bonus,” urainya. (wil/c)