25 radar bogor

IHSG Kembali Bangkit dan Ditutup Menguat 0,68% di Perdagangan Sesi I

JAKARTA-RADAR BOGOR, Setelah mengalami tekanan yang cukup dalam sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai kembali menghijau. Pada perdagangan sesi I, Senin (205). Indeks ditutup di level 5.866 menguat 0,68 persen dibanding penutupan pasar Jumat (17/5) yang ditutup di level 5.826.

Pada perdagangan pekan lalu, IHSG ambruk cukup dalam. Pada perdagangan pekan lalu, IHSG melemah 6,16 persen.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan BEI Laksono Widodo mengungkapkan pelemahan indeks komposite sepekan terakhir dipengaruhi terus melemahnya pergerakan pasar saham selama sepekan terakhir. Menurut Laksono, kinerja emiten sepanjang kuartal pertama 2019 lebih rendah dari prediksi sejumlah analis.

“Ini menyebabkan analis banyak melakukan downgrade. Kondisi ini tentunya butuh waktu untuk tercermin di harga,” kata Laksono di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Senin (20/5).

Di sisi lain, kata Laksono, kondisi statistik makro ekonomi nasional sampai minggu ketiga Mei 2019 masih belum menunjukkan angka yang membaik. Pergerakan pasar, katanya, semakin tertekan menyusul perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

“Perang dagang masih menjadi headline dimana-mana. Kalau Amerika masih batuk-batuk seluruh dunia kena, termasuk Indonesia,” terangnya.

Lebih lanjut, situasi politik nasional jelang penetapan hasil rekapitulasi pemilu pada (22/5) telah menimbulkan sentimen negatif terhadap pergerakan pasar. Meski keadaan politik nasional masih kondusif, namun masih ada kekhawatiran kepada pada investor.

“Semuanya menunggu tanggal 22 (Mei). Jadi kalau tanggal 22 berjalan dengan lancar semua pihak dapat mengendalikan diri saya rasa itu sudah menjadi nilai tambah buat kita,” tuturnya.

Di sisi lain, pihaknya tak menampik agak sedikit khawatir dengan trend pelemahan pegerakan pasar. Namun menurutnya, masalah ini belum masuk ke dalam kejadian yang luar biasa. Jadi, tidak ada alasan BEI untuk panik dengan keadaan tersebut.

BEI, kata dia, telah melakukan sejumlah langkah antisipasi jika trend pelemahan pasar saham terus berlanjut. Salah satunya dengan menerapkan protokol krisis dengan mempertimbangkan tajam atau tidaknya trend penurunan pasar saham per hari.

“Kita mulai watch market,bila dalam sehari turun lebih dari 2 persen per hari. Kalau 5 persen per hari, kita lakukan meeting dengan para otoritas. Kalau sampai turun 10 persen ada auto hold. Hari sabtu kemarin kita sudah mulai mencoba test di antara anggota bursa bersama IDX, dan berjalan dengan baik,” pungkasnya.(JPG/magang-Dilah)