25 radar bogor

Sempat Ada di Ujung Kehidupan, Berhijrah Menjadi Lebih Baik 

Harjuno Prastyo Sunu

SEMPAT menjadi penikmat barang haram hingga merasa berada di ujung kehidupan, Harjuno Prastyo Sunu akhirnya berhijrah menjadi orang yang lebih baik.

Pria kelahiran Bogor 17 April 1996 ini begitu tertekan dengan segala keadaan, yang membuatnya menjadi seorang pengguna.

Underpressure yang ia terima bukan dari orang lain, akan tetapi dari dirinya sendiri. Hampir setahun lamanya ia berada dalam kondisi tersebut. Ngedrugs dan meminum minuman keras jadi pilihan saat itu. Kondisi itu, ia alami sejak duduk di bangku kelas 3 SMA.

“Sekitar 5 sampai 6 tahun terakhir. Dulu engak percaya, oh saya happy-happy saja make segala macam. Ada side effect dari itu semua. Saat itu juga saya akui ngerasa jauh sama Tuhan,” aku Sunu.

Bahkan, untuk beribadah rutin sekalipun, Sunu mengaku hanya dihitung seminggu sekali. Namun ia sempat tersadar dengan kondisi sang ibu, yang juga seorang single figther.

Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, sebenarnya ia menjadi tumpuan keluarga, akan tetapi karena tingkahnya itu, harapan keluarganya terhadap Sunu nyaris terkubur.

“Bahkan sama teman- teman juga jadi suka diam sendiri, sementara yang lain asyik ngobrol. Saya bengong saja, benar – benar berantakan,” sahutnya.

Hidayah yang Ia dapati justru baru di Ramadan tahun lalu. Perasaannya mulai sampai pada titik cerah. Banyak kajian Keislaman yang digeluti. Apalagi Ia juga mendapat pekerjaan menjadi freelancer di salah satu perusahaan. Meskipun dalam kondisi itu, Ia juga selalu mendapat tekanan. Namun, dengan susah payah ia mencoba menahan godaan dengan barang haram itu lagi.

Sunu saat itu masih kuliah. Di mana di tengah – tengah kawannya yang hectic untuk di kampus, Ia begitu kesulitan. Dan akhirnya dia berinisiatif untuk Salat Ashar. Hasilnya, ia dilancarkan dalam segala sesuatunya. Sesekali, Ia melihat video kajian Islam, yang menjadi titik balik hijrahnya seorang Sunu.

Hingga akhirnya ia masuk dalam sebuah komunitas Teman Hijrah atas kemauan sendiri dan ajakan dari beberapa teman. Treatment yang ia dapati di dalamnya benar – benar membuat Sunu yakin bahwa apa yang ia lakukan selama ini adalah salah.

“Saya masih kuliah sekarang dan sedang menyusun skripsi. Sekarang memang masih dalam proses hijrah. Saya gak pernah tahu akan terjadi lagi kapan. Saya pernah di ujung kematian selama beberapa lama dari situ Allah manggil saya perlahan, sebagaimana manusia yang memiliki agama,” tukasnya. (wil/d)