25 radar bogor

Pilpres Dominasi Penyebaran Hoaks, 64 Terdeteksi Pasca Pemilu

JAKARTA –RADAR BOGOR, Pilpres 2019 masih mendominasi pusaran Hoaks yang terjadi selama seminggu terakhir. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat sebuah 64 hoaks yang paling berpengaruh pasca hari pencoblosan 17 April lalu.

Diantara hoaks-hoaks tersebut, pada 18 April diantaranya terdapat kabar bahwa ada eksodus besar besaran Warga Negara Indonesia (WNI) karena khawatirkan terjadinya chaos pasca pemilu. Hoaks lainnya adalah sebuah akun Twitter atas nama @m_mirah, atas nama Mirah Sumirat menulis bahwa Prabowo-Sandi menang telak di Bekasi.

Melalui cuitan yang diunggah pada 17 April 2019, ia menyampaikan kemenangan telak Prabowo-Sandi di Bekasi.

“Hasil laporan anggota di berbagai wilayah Kota Bekasi jumlah TPS ada lebih dari 6000 an dan hampir lebih dari 70 persen pasangan 02 menang per tanggal 17 april 2019 pukul. 15.00 WIB,” begitu ia tulis di akun Twitternya.

Unggahan ini mengandung informasi yang keliru. Berdasarkan website resmi KPUD kota bekasi, jumlah TPS di Bekasi 3.030 TPS.

Hoaks paling heboh adalah soal tampilan hasil Quick Count beberapa lembaga survey yang ditayangkan oleh Metro TV.

Terdapat enam lembaga survey yang ditampilkan semuanya memenangkan pasangan calon nomor urut 01, namun pada sebuah gambar yang beredar, diedit menjadi kemenangan untuk pasangan calon nomor 02.

Kabar soal Sandiaga Uno, Cawapres 02 yang diusir oleh Prabowo juga terkonfirmasi hoaks, tim Sandiaga, Yuga Aden Penuturan menuturkan bahwa ketidakhadiran Sandiaga Uno adalah lantaran Sandi dalam keadaan sakit.

Yuga menuturkan, Sandiaga sudah mengalami penurunan kondisi kesehatan ketika mengisi kegiatan di Media Center Jl Sriwijaya, Jaksel. Hingga kini, tubuh Sandiaga disebutkan masih sakit.

Sementara pada 20 April, terdapat hoaks yang menyatakan bahwa Prabowo adalah Rasul Allah. Postingan tersebut dilakukan oleh akun yang mengimpersonasi Neno Warisman. Neno sendiri sudah mengkonfirmasi bahwa itu bukan akun miliknya.

Hoaks juga soal upaya kepolisian untuk menghentikan upaya pengawalan server KPU dengan menyertakan gambar ruangan penuh komputer. Setelah ditelusuri, hal tersebut adalah kejadian saat penggrebekan pihak kepolisian di sebuah warnet di Cempaka Putih, Jakarta.

Hoaks juga terjadi menyebutkan bahwa server KPU sedang di retas. Gambar yang disertakan adalah tampilan komputer berisi serangkaian kode dan perintah. Faktanya gambar tersebut adalah perintah “ping” dan sedang tidak berjalan. Ping adalah fasilitas untuk memeriksa sambungan jaringan.

Hoaks-hoaks lainnya adalah soal karyawan BPJS Kesehatan yang menggelar rapat di hotel mewah juga soal kehadiran naga putih di dalam goa.

Kominfo mencatat, 19 hoaks yang terdeteksi di h+1 pencoblosan, kemudian 23 hoaks pada esok harinya, serta 22 hoaks pada tanggal 19 April.

“Semua adalah hasil pencarian konten yang diambil dari mesin Ais,” kata plt. Kepala Biro Humas Kominfor Ferdinandus Setu kemarin (21/4).(tau)