25 radar bogor

Melihat Beratnya Perjuangan Petugas KPPS, KPU: Mereka Adalah Pahlawan Demokrasi

Beberapa petugas KPPS harus mendapatkan perawatan medis akibat kelelahan menghitung surat suara Pemilu 2019.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Di tengah semarak pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019, banyak kisah duka yang dirasakan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Bahkan, mereka harus bertaru nyawa demi suksesnya pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Hingga hari ini Sabtu (20/4/2019), Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat sedikitnya ada 16 petugas KPPS meninggal dunia.

Sebanyak 12 diantaranya wafat di Jawa Barat (Jabar) dan masing-masing satu orang di Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan DKI Jakarta.

Sebanyak 16 korban diduga tewas akibat kelelahan karena bertugas dua hari penuh, nyaris tanpa istirahat sejak menyiapkan TPS pada Selasa (16/4) hingga penghitungan suara selesai yang rata-rata pada Kamis (18/4) dini hari.

Lima Ketua KPPS Kabupaten Bogor Tumbang, Satu Meninggal Dunia

Sementara seorang lagi karena jatuh dari motor dalam perjalanan pulang ke rumah untuk rehat sejenak di tengah penghitungan suara. Banyaknya petugas KPPS yang bertumbangan itu disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, Rifqi Ali Mubarok.

”Kesepuluh petugas TPS yang meninggal dunia tersebut tersebar di lima kabupaten/kota, yakni Garut, Purwakarta, Ciamis, Tasikmalaya, dan Pangandaran. Kita mengupayakan memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan karena mereka tidak terproteksi,” Rifqi.

KPU RI berjanji akan memberikan santunan kepada petugas KPPS yang meninggal dunia ketika menjalankan tugas pada hari pemungutan suara pemilu 2019. ”Petugas KPPS yang sakit dan meninggal, kami akan perhatikan mereka. Mereka adalah pahlawan demokrasi,” kata Komisioner KPU Ilham Saputra.

Ketua KPPS Ditembak Orang Misterius, Polisi Buru Pelaku

KPU, tuturnya, saat ini masih mendata petugas KPPS di seluruh Indonesia yang mengalami musibah dan meninggal dunia saat bertugas. Menurut Ilham, sebagian besar petugas KPPS yang meninggal dunia itu karena kelelahan dan terkena serangan jantung.

”Pekerjaan penyelenggara pemilu sangat berat dan maksimal sehingga atas nama KPU, kami mengapresiasi penyelenggara pemilu level bawah,” imbuhnya.

KPU, imbuhnya, juga mengapresiasi penyelenggara pemilu level kecamatan, kabupaten/ kota hingga provinsi yang sudah memberikan dedikasi menyukseskan pemilu 2019.

Lagi! Ketua KPPS Meninggal Dunia, Kelelahan Rekap Suara di TPS

Bahkan meski tidak ada asuransi, di beberapa daerah penyelenggara pemilu telah berinisiatif mengumpulkan dana santunan bagi anggota keluarga petugas KPPS yang meninggal dunia, seperti yang dilakukan KPU Kota Malang, Jatim.

“Insya Allah kami dari masing-masing pribadi akan dilakukan. Kami menganggap semua penyelenggara adalah saudara. Tapi apakah ada back up asuransi dan yang lain, memang sementara ini untuk asuransi itu tidak terfasilitasi dalam anggaran pemilu 2019,” terang Ketua KPU Kota Malang, Zaenudin.

Petugas KPPS pada dasarnya adalah sukarelawan yang direkrut untuk membantu penyelenggaraan pemilu di TPS. Sebab, pemilu 2019 melibatkan pemilihan presiden, legislatif dan senator, proses pencoblosan dan penghitungan suara berlangsung lama dan rumit. Setiap pemilih harus mencoblos lima surat suara; presiden, DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota dan DPD.

Kerumitan tersebut membuat para petugas KPPS bekerja nyaris 24 jam sejak Rabu (17/4) pagi. Mereka harus menyelesaikan seluruh proses pemilu, mulai dari pencoblosan, penghitungan surat suara, rekapitulasi laporan dan berita acara.

Untuk semua tugas tersebut, upah yang mereka terima tak banyak. Ketua KPPS mendapatkan Rp550.000, sementara anggota Rp500.000. Setelah dipotong pajak 3 persen, jumlah bersihnya menjadi Rp515.000 dan Rp470.000.

Tak cuma petugas KPPS saja yang meninggal, ada pula pengawas TPS yang tutup usia usai pesta demokrasi hingga mengalami keguguran, seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung.

Koordinator Humas dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kabupaten Bandung Hedi Ardia mengatakan, ada pengawas TPS di Kabupaten Bandung yang harus kehilangan bayi dalam kandungannya.

”Kami akan menyiapkan agenda khusus untuk menyematkan pahlawan demokrasi Kabupaten Bandung kepada mereka yang gugur dalam menjalankan tugas ini. Termasuk yang mengalami keguguran,” ucap Hedi.(mtr/pin)