25 radar bogor

Setelah Pemilu Dana Asing Mengalir Deras di Pasar Modal

ilustrasi suasana Bursa Efek Indonesia (dok.Jawapos)

JAKARTA-RADAR BOGOR,Pelaku pasar merespons positif pelaksanaan Pemilu 2019 serta hasil hitung cepat pilpres. Kemarin (18/4), sehari pasca coblosan, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan rupiah kompak menguat.

Pasar saham dibuka menguat 141,14 poin atau 2,18 persen ke posisi 6.622,69. Hingga akhir perdagangan, IHSG tetap positif 25,67 poin atau 0,40 persen ke posisi 6.507,22. Posisi tertinggi berada di level 6.636,33 dan terendah di level 6.487,22. Sebanyak 206 saham menguat, 212 saham melemah, dan 125 saham tidak bergerak.

Senada dengan IHSG, nilai kapitalisasi pasar meningkat 1,58 persen. Yakni, Rp 7.401,73 triliun dari Rp 7.286,36 triliun pada penutupan pekan lalu. Sepanjang 2019, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 15,220 triliun.

Kemarin investor asing mencatatkan beli bersih Rp 1,426 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan meningkat 15,66 persen menjadi 461,06 ribu dari 398,62 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian BEI juga meningkat 9,59 persen. Yakni, menjadi Rp 10,28 triliun dari Rp 9,380 triliun pada pekan sebelumnya.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, pemilu yang berjalan damai membuat pasar semakin optimistis. “Kalau nggak ada apa-apa segala macam, kami harapkan tenang semuanya, market akan positif,” ujarnya di BEI kemarin.

Ekonom senior Bank Mandiri Andry Asmoro membenarkan bahwa kepastian setelah pemilu mendorong market lebih percaya diri. Dia memprediksi, hingga pengumuman hasil resmi dari KPU, trennya tetap sama.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, pasar saham yang positif sehari setelah pencoblosan juga dipengaruhi faktor eksternal. Ditambah perang dagang AS dan Tiongkok yang sudah mendekati kesepakatan. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok 6,4 persen di atas ekspektasi 6,3 persen juga berdampak positif. “Masih akan positif karena The Fed menahan suku bunga. Saya melihat trennya tahun ini positif,” jelasnya.

Pasar, lanjut dia, akan merespons positif selama proses hingga pengumuman hasil pemilu dari KPU berjalan lancar. Menurut David, yang dilihat investor adalah prosesnya, bukan siapa yang bakal unggul sebagaimana ditunjukkan hasil quick count. “Ini lebih karena eksternalnya. Kecuali (pemilu, Red) ricuh yang membuat market goyang,” terangnya.

Faktor domestik lain yang memengaruhi bersifat musiman. Yakni, puasa dan Lebaran. Juga, perkembangan neraca perdagangan yang positif selama dua bulan ini.

Selain IHSG yang menghijau, rupiah mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Menurut Bloomberg, rupiah pada spot perdagangan ditutup di posisi Rp 14.044,5 per USD atau terapresiasi 0,29 persen (40,5 poin) jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya Rp 14.085. Sepanjang hari kemarin, rupiah diperdagangkan dalam kisaran Rp 14.000-Rp 14.051 per USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga menunjukkan apresiasi rupiah. Mata uang Garuda berada di posisi Rp 14.016 per USD, menguat jika dibandingkan dengan sebelumnya Rp 14.066 per USD. Berdasar JISDOR, kemarin transaksi rupiah berada di kisaran Rp 14.000 hingga Rp 14.052 per USD.

Penguatan rupiah tersebut dipandang positif. Sebab, sebagian besar mata uang negara-negara Asia justru mengalami pelemahan terhadap USD. Sebut saja yuan Tiongkok melemah 0,26 persen dan won Korea Selatan melemah 0,19 persen. Kemudian, dari Asia Tenggara, ringgit Malaysia melemah 0,32 persen, dolar Singapura turun 0,16 persen, serta baht Thailand melemah 0,08 persen.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengingatkan, penguatan rupiah kemarin hanya bersifat temporer. Itu merupakan dampak euforia penyelenggaraan pemilu yang berjalan aman dan damai. Apalagi, apresiasi rupiah tidak signifikan. “Penguatannya relatif tipis dan volatile. Kita lihat saja minggu depan,” ucapnya.

Menanggapi kinerja IHSG dan rupiah kemarin, Menkeu Sri Mulyani mengakui bahwa pasar sudah menunjukkan reaksi positif terkait dengan hasil quick count pemilu presiden. “Kita tentu masih menunggu hasil secara ofisial meskipun market sudah bereaksi terhadap hasil yang disampaikan,” katanya di kompleks istana kepresidenan.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut juga mengatakan bahwa aliran modal yang masuk cukup banyak. Hal itu dampak berakhirnya ketidakpastian selama kampanye pemilu. “Yang selama ini dianggap menjadi salah satu faktor yang mengurangi daya investasi di Indonesia (ketidakpastian, Red) kan sekarang tidak ada,” tegasnya. Yang penting, lanjut dia, menjaga stabilitas ekonomi hingga pengumuman resmi dari KPU keluar.

Lembaga pemeringkat investasi seperti Fitch, Moody’s, dan Morgan Stanley memprediksi Jokowi tidak akan banyak mengubah arah kebijakan ekonomi dalam lima tahun ke depan jika nanti dinyatakan sebagai pemenang pilpres oleh KPU.

Direktur Fitch Ratings Thomas Rookmaaker menilai, pemerintahan Jokowi-JK dalam beberapa tahun terakhir banyak menghasilkan koordinasi yang baik dengan Bank Indonesia (BI). Itu membuat stabilitas ekonomi terjaga di tengah tantangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian.

Rookmaker pun menyarankan agar pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin melanjutkan kebijakan lama yang mengarah pada stabilitas, belanja infrastruktur, dan peningkatan penerimaan perpajakan. Reformasi struktural dan kemudahan investasi juga harus ditingkatkan. (JPG)