25 radar bogor

Lembaga Survei Mau Jelaskan Metodologi, Ini Respon BPN

Ilustrasi Pemilu 2019

JAKARTA-RADAR BOGOR,Sejumlah lembaga survei yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) akan menggelar konferensi pers, besok Sabtu (20/4). Dalam konferensi pers itu, mereka akan menjelaskan metodologi hitung cepat (quick count) di pemilu serentak 2019.

Ini dilakukan guna merespons keraguan yang dilayangkan oleh kubu 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, akan validitas quick count. Anggota Dewan Etik Persepi Hamdi Muluk menerangkan, anggota Persepi, di antaranya Indo Barometer, Charta Politika, Poltracking Indonesia, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), serta lembaga lain akan menjelaskan mengenai metodologi hitung cepat.

“Besok di Hotel Morisey jam 12.00 WIB,” ujar Hamdi kepada JawaPos.com, Jumat (19/4).

Senada, ‎Direktur SMRC Sirajudin Abas membenarkan rencana acara yang akan digelar besok itu. Dia tidak keberatan seandainya diminta untuk memaparkan metodologi sampai dengan proses pelaksanaan quick count di pilpres 2019.

“Semua lembaga anggota Persepi diminta menunjukkan bagaimana proses dan bagaimana datanya. Prosesnya sampelnya di mana saja, bagaimana proses pengambilan sampel, terus bagaimana datanya diproses dan ditampilkan. Jadi, metologi teknisnya akan kami jelaskan‎‎,” ujar Sirajudin.

Menanggapi rencana tersebut, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade merespons datar-datar saja. Setelah meragukan validitas quick count yang ditayangkan sejumlah stasiun televisi, mereka mempersilakan lembaga-lembaga survei itu untuk menerangkan cara kerja mereka ke masyarakat.

Namun, setelah keraguan itu dijawab oleh Persepi, kini ada persoalan baru yang dibawa oleh BPN. Bukan lagi soal metodologi, melainkan soal donatur alias penyandang dana yang ada di balik lembaga-lembaga survei tersebut.

Dirinya meminta dalang di balik pemilik lembaga survei seperti Denny JA, Yunarto Wijaya, Hanta Yudha, Saiful Mujani, dan Burhanudin Muhtadi berani membuka sumber dana penelitian surveinya. Bagi dia, itu lebih penting ketimbang membeberkan metodologi survei ke masyarakat.

“Tanya survei ini duitnya dari mana selama berbulan-bulan ini. Kan miliaran. Apakah mungkin mereka keluarin duit sendiri miliaran? Tolong itu dijelaskan ke publik, kami tunggu ceritanya di Morrisey besok,” terangnya ketika dihubungi JawaPos.com.

Andre menegaskan, pihaknya tak akan datang ke acara Persepi, besok. Tapi yang pasti, lanjutnya, kubu penantang percaya pada real count yang dilakukan oleh internal mereka.

“Nggak lah, ngapain kami hadir. Kami udah ada real count, ngapain ngurusin quick count. Kami punya real count 60 persen data kami. Ngapain ngurus quick count orang,” pungkasnya. (JPG)