25 radar bogor

Jumlah Petani Terus Berkurang , Kementan Manfaatkan Alat Pertanian

POTENSI: Dua petani menanam padi di lahan yang sudah digarap.

CARINGIN-RADAR BOGOR, Kementrian Pertanian (Kementan) mengakui jumlah petani secara nasional terus berkurang.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah kini memanfaatkan teknologi dengan memanfaatkan alat pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Momon Rusmono

Menurutnya, melalui optimalisasi mesin pertanian jauh lebih efisien, setiap petani yang tadinya membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk memanen dengan menggunakan alat tradisional seperti cangkul dengan luas lahan satu hektar.

Tapi, dengan mengunakan mesin panen Combine Harvester mempercepat pekerjaan satu hari untuk lahan seluas tiga hektar lahan.

Selain itu, kata Momon, penggunaan mesin juga dapat memangkas biaya pengeluaran termasuk beras yang dihasilkan juga lebih berkualitas.

“Kedepan pertanian harus berbasis moderenisasi, dengan pemanfaatan alat atau mesin pertanian yang lebih efisien,” ungkap Momon saat menghadiri kegiatan Pembinaan Desa Mitra Polbangtan Bogor, di Desa Lemah Duhur, Kecamatan Caringin.

Ia menambahkan, meski jumlah petani terus berkurang peminat di Perguruan Tinggi Pertanian justru mengalami peningkatan.

Momon mengatakan, meningkatnya peminat pada sektor pertanian dapat dibuktikan melalui jumlah pendaftaran mahasiswa di perguruan tinggi pertanian di Indonesia.

“Jangan kaget, empat tahun itu peminat pertanian di perguruan tinggi termasuk Polbangtan Bogor pada tahun 2017 ada 7.000 orang, yang diterima 1.000 orang. Kalau tahun 2018 yang daftar ada 13.000 orang dan yang diterima 1.300 orang,” paparnya.

Untuk diketahui, berdasarkan Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pekerja di sektor pertanian tercatat 35,7 juta orang atau 28,79 persen dari jumlah penduduk bekerja 124,01 juta jiwa tahun 2018.

Sementara di tahun 2017, jumlah pekerja sektor pertanian di angka 35,9 juta orang atau 29,68 persen dari jumlah penduduk yang bekerja 121,02 juta jiwa.

Sementara itu, Kepala UPT Pertanian Wilayah IIIA, Teguh Iriyanto mengatakan, jumlah petani di Kabupaten Bogor bagian selatan juga terus berkurang. Saat ini, petani aktif terdata sebanyak 3500 orang.

“Jumlah petani kita dapatkan dari 130 Kelompok Tani (Poktan) yang terbentuk dengan asumsi 25 orang dalam satu kelompok. Dan untuk petani yang belum berkelompok hanya ratusan orang saja,” bebernya.

Akan tetapi, lanjut Teguh, dari jumlah petani yang ada, rata-rata berusia di ambang non-produktif, sekitar 50 tahun.

“Kalau untuk generasi muda kurang tertarik di sektor pertanian. Faktornya mungkin ketersediaan lahan yang tidak menjanjikan untuk sektor pertanian,“ tukasnya. (drk/c)