25 radar bogor

Jaringan BPJS Bermasalah, Pasien RS di Kota Bogor Rela Antre Berjam-Jam untuk Berobat

Antri-Pasien-BPJS
Pasien BPJS di RSUD Kota Bogor untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Nelvi/Radar Bogor

OGOR – RADAR BOGOR, Jaringan BPJS di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor, Senin (25/3/2019) sempat bermasalah. Akibatnya, pasien harus mengantri empat hingga lima jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Seperti yang terjadi RSUD Kota Bogor. Terganggunya jaringan layanan BPJS Kesehatan membuat antrean pasien semakin membludak.

Pantauan Radar Bogor, antrean pasien sudah terjadi sejak pukul 08.00 WIB. Dimana petugas sulit mengakses jaringan BPJS Kesehatan untuk mendaftarkan pasien. Gangguan itu terjadi hingga pukul 12.00 WIB.

Kepada wartawan, Siti Nurjanah (41) yang sedang mengantar kakaknya untuk berobat mengaku sudah menunggu sejak pukul 08.00.

Warga Kampung Hegarsari, Desa Cibeber, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor itu sengaja datang pagi-pagi agar mendapat nomor antrean awal. Tapi percuma. Jaringan BPJS Kesehatan ternyata bermasalah.

“Kaget memang ketika mendengar layanan BPJS offline. Apalagi rumah saya jauh, sampai sewa mobil di desa untuk ke sini dengan biaya Rp200 ribu,” keluhnya kepada Radar Bogor.

Senada diungkapkan Cyntia Bella (20). Warga Kelurahan Sempur, Kota Bogor itu bahkan sudah mengantre lebih pagi lagi. Namun hingga pukul 11.00 WIB, dia yang mendapat antrean ke 270 itu tak kunjung diperiksa.

“Memang, sejak mengambil antrean, petugas sudah memberi tahu jika sistem jaringan untuk pasien BPJS bermasalah sehingga belum dapat dilayani,” ungkapnya.

Case Manajer Rawat Jalan RSUD Kota Bogor, Sonia membenarkan adanya gangguan pelayanan pada pasien BPJS Kesehatan. Menurut dia, sistem jaringan pelayanan pasien BPJS sempat terhenti pada 08.05 WIB.

Menurut informasi yang disampaikan pada grup rumah sakit dan BPJS, terganggunya sistem jaringan karena BPJS sedang melakukan perawatan jaringan.

“Alasan offline karena ada maintenance. Informasi terakhir, ada kendala aplikasi data kepesertaan, pihak BPJS minta estimasi awal 30 menit, tetapi sampai pukul 12.00 belum bisa melakukan pelayanan,” imbuhnya.

Terganggunya sistem jaringan BPJS Kesehatan sambung dia tak hanya berdampak pada pelayanan di RSUD, tetapi juga di Puskesmas. Sebagian pasien rawat jalan yang berobat juga tidak dapat dilayani karena waktu tunggu pasien berbenturan dengan jadwal dokter.

Pihak rumah sakit, menurut Sonia, sudah menyampaikan hal tersebut secara personal kepada pasien agar pasien tetap terlayani. RSUD memberikan opsi, yakni tetap menunggu hingga server kembali benar, atau beralih ke jalur umum.

“Ada yang masih menunggu, ada yang enggak. Kami tawarkan juga jalur umum, tetapi dokter kebanyakan menolak karena kasihan jika pasien BPJS dialihkan ke umum. Itu masalah kemanusiaan saja, kasihan kalau penyakitnya parah,dan obatnya banyak, tentu biayanya mahal,” ucap Sonia.

Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD Kota Bogor ,Taufik Rahmat menambahkan, terganggunya server jaringan BPJS baru terjadi saat ini. Kondisi tersebut menurut Taufik cukup berpengaruh pada tingkat kunjungan poli RSUD Kota Bogor.

“Kalau dulu bisa dilayani secara manual. Semenjak ada aturan baru, 2017 sudah tidak bisa melayani manual, jadi pasien BPJS yang mau berobat dialihkan ke umum,” katanya.

Terpisah, Deputi Wilayah Jabodetabek BPJS Kesehatan Ratna Sudewi membenarkan adanya masalah pada layanan PBJS Kesehatan Namun dia belum bisa memastikan penyebab pasti offline-nya jaringan BPJS.

“Sangat banyak faktornya, bisa karena human error atau aplikasi maupun yang lainnya,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Gangguan tersebut, kata Ratna, dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Namun pukul 12.00 WIB sudah kembali normal. Menurutnya, hambatan itu merupakan salah satu resiko dari pelayanan digital. Namun pihaknya telah memiliki sistem ketika hal itu kembali datang.

“Kita sudah punya sistem antisipasinya yaitu Business Consijensi Plane (BCP), jadi apa yang harus kita lakukan sehingga tidak menganggu pelayanan,” tuturnya.

Peristiwa yang baru pertama kali terjadi di tahun 2019 itu membuat dia melakukan evaluasi. Sehingga saat kembali terjadi pelayanan pasien tidak berhenti, aplikasi tidak membatalkan pelayanan. (rp3/gal/c)