25 radar bogor

Manisnya Kisah Akpol ala ”Pohon Terkenal”

TRIA AYU LESTARI/RADAR BOGOR PRESKON: Para pemain film Pohon Terkenal saat jumpa fans di Kota Bogor.

BOGOR–RADAR BOGOR,“Pohon Terkenal”. Sebuah film nasional bergenre drama kini bisa menjadi sajian menarik di akhir pekan Anda. Film ini berlatar seorang remaja yang ingin mengabdi kepada bangsanya dengan menjadi anggota Polri.

Drama seputar perjalanan menjadi anggota Polri lewat serangkaian tes di Akademi Kepolisian diplot sebagai benang merah di film ini. Film berdurasi kurang lebih 95 menit garapan sutradara Monty Tiwa ini, proses pengambilan gambarnya dilakukan di kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.

Proses perjalanan tiga orang menjadi taruna Akpol itu, dipe­rankan oleh Umay Shahab, Laura Theux, dan Raim Laode.

Kapolresta Bogor Kota, Kom­bes Pol. Hendri Fiuser mengajak masyarakat umum serta gene­rasi milenial untuk menonton film Pohon Terkenal yang baru saja tayang di bioskop se-tanah air. Ia pun menilai, film ini penting bagi masyarakat agar tahu tentang proses seleksi seorang polisi dari mulai pendi­dikan sampai bisa menjadi anggota.

Dalam alur film itu pun, Hendri melanjutkan, Polri ingin menyampaikan pada masya­rakat tentang proses seleksi yang akuntabel.

“Di sini, Polri ingin menyam­paikan kepada masyarakat tentang proses seleksi yang akuntabel. Selain itu, melalui film ini diharapkan profesi sebagai seorang polisi bisa menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat,” jelasnya.

Dalam sesi promosinya, salah seorang tokoh di Pohon Terke­nal, Laura Theux menje­laskan, film yang ia mainkan adalah istilah di lingkungan Akpol bagi taruna atau taruni yang kerap berulah. Tiap angkatan di Akpol memiliki ”pohon terkenal”.

“Misalnya yang suka membuat masalah, sering terlambat apel, ngantuk saat pendidikan. Jadi, tanpa disebutkan namanya, kalau peserta apel kurang satu, pasti semua sudah tahu siapa yang belum datang,” ujarnya.

Laura yang mengaku berat memotong rambutnya menjadi bondol saat syuting itu menu­turkan, selain menampilkan sisi perjuangan seorang taruna-taruni, film ini juga diwarnai cerita cinta dan persahabatan, termasuk kisah-kisah selama mengikuti pendidikan di lingkungan Akpol.

“Karena ini film Akpol pertama di Indonesia, untuk semua lulusan Akpol yang menonton, mereka pasti bernostalgia. Mungkin sebagian dari mereka dapat mengajak anak, istri, keluarga, serta tetangganya untuk nonton,” ungkapnya.(rp3/b)