25 radar bogor

Dilarang Pacaran, Gadis Asal Sukabumi Nekat Gantung Diri

Petugas mengevakuasi jasad korban yang nekat gantung diri lantaran tidak mendapat restu untuk berpacaran.
Petugas mengevakuasi jasad korban yang nekat gantung diri lantaran tidak mendapat restu untuk berpacaran.

SUKABUMI-RADAR BOGOR, Salah seorang anak baru gede (ABG) asal Sukabumi bernama Nurjanah, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Gadis berusia belasan tahun ini diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran orang tuanya tidak merestuninya untuk menjalin kasih dengan pacarnya.

Salah seorang saksi, Rina mengaku melihat Nurjanah dengan posisi terikat kain samping yang diikatkan ke selasar pintu dengan posisi tergantung dan lidah menjulur.

Polisi lalu bergerak menyelidikinya. Berdasarkan keterangan saksi-saksi, Nurjanah berniat mengakhiri hidupnya lantaran hubungan cintanya tak mendapat restu orang tua.

”Keterangan saksi yang rumahnya berdekatan, N datang dan curhat sambil menangis. Hubungan pacarannya dengan seorang pria tidak direstui ibunya. Ia juga mengaku depresi dengan sikap keluarganya yang menolak pacarnya,” ujar Kanit Reskrim Polsek Nagrak Bripka Yandi.

Rina mengaku curiga dengan sikap Nurjanah. Nurjanah mengaku lebih memilih mati daripada mendapat penolakan orang tua. Sebelum gantung diri, Nurjanah sempat berpamitan sambil menitipkan kepada Rina untuk mengurus adiknya yang masih kecil.

”Karena merasa nggak enak pikiran, 30 menit setelah Nurjanah pergi, Rina masuk ke tempat tinggal korban. Saat itulah Rina melihat korban dengan posisi menggantung,” kata Yandi.

Melihat hal itu, Rina berteriak meminta tolong. Kemudian tetangganya melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Setelah itu, aparat dan keluarga Nurjanah mengevakuasinya.

”Orang tua N membenarkan bahwa mereka melarang untuk pacaran, karena usia keduanya masih sangat kecil. Mereka juga tidak percaya putrinya nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri,” tutur Yandi.

”Pihak keluarga menolak jasad N untuk divisum, sehingga di­putuskan jenazahnya segera dikebumikan di Tempat Pema­kaman Umum (TPU) yang tidak jauh dari kampung halamannya,” sambungnya.

Pihak keluarga telah sepakat bahwa kasus kematian Nurjanah merupakan musibah, sehingga tidak dilakukan visum. Namun polisi tetap memintai keterangan dari sejumlah saksi.

Sementara itu, Kepala Desa Darmareja Cecep membenarkan kejadian tersebut. Cecep menjelaskan, korban bunuh diri namun pihak keluarganya menolak autopsi.

”Kami dapat laporan dari warga ada yang gan­tung diri. Dari pihak kepolisian menjelaskan korban murni bunuh diri. Dan keluarga tidak mau dila­kukan autopsi pada jenazah kor­ban,” tandasnya.(dtk/mam/run)