25 radar bogor

Lingkungan Sekitar Istana Bebas Kumuh, Pemkot Butuh Waktu 15 Tahun

 

Istana Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR,Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan 10 sampai15 tahun ke depan lingkungan yang berada di dekat Istana Bogor akan bersih dari kekumuhan.

Penataan pun sudah membidik tiga titik yang letaknya sangat vital dengan istana kepresidenan itu.Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor memetakan, tiga diantara yang jadi prioritas adalah kawasan Pulo Geulis, Lebak Pilar, dan Sempur.

Kena Mesin Pangkas Rumput, Lampu Jalan Seberang Istana Bogor Padam

Pelaksana Tugas (PLT) Disperumkim Kota Bogor, Lorina Darmastuti menyebutkan, tiga wilayah itu dianggap cukup strategis untuk ditata karena berada di jantung Kota Bogor.

Selain itu, menurutnya, kawasan tersebut juga sudah melingkupi Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, dan Sungai Ciliwung.Dia kembali menjelaskan, perencanaan penataan kawasan Pulo Geulis hingga Sempur sepanjang 3 kilometer ini dibagi menjadi lima zona.

Lorina pun merinci, zona kultural atau budaya di kawasan Pulo Geulis, zona Kebun Raya, zona permainan di Sempur, zona komunitas di Sempur Kalre, dan zona ekologi.Perencanaan lima zona tersebut diperkirakan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 57 miliar.

“Kami juga ingin menjadikan kawasan permukiman yang ditata menjadi kawasan tangguh terhadap bencana, karena berhadapan langsung dengan sungai,” ucap Lorina. ujar Lorina kepada Radar Bogor, kemarin (12/3).

SERBA MERAH PUTIH: Seorang pejalan kaki sedang melewati jalur pedestrian Kebun Raya Bogor, kemarin (1/8). Terlihat bendera merah-putih sudah menghiasi pagar Istana Bogor. Nelvi Radar Bogor

Selain itu, kawasan Pulo Geulis dan Sempur merupakan bagian dari program naturalisasi Ciliwung dengan mengubah perilaku buang air besar (BAB) dan membuang sampah sembarangan di dua wilayah itu.

Bahkan, kata dia, Pemkot juga akan membangun kawasan ruang terbuka hijau (RTH), drainase, dan peningkatan kualitas jalan setapak. Agar kualitas hidup masyarakat di sana meningkat.

“Naturalisasi itu erat dengan kumuh. Indikatornya kumuh itu BAB sembarangan, tidak ada RTH, dan sebagainya. Nah naturalisasi itu jadi cara untuk meningkatkan kualitas kawasan kumuh tersebut,” terangnya.

Lorina menegaskan, dalam menata kawasan itu, Pemkot akan meminimalisir upaya relokasi. Pemerintah juga ingin menjadikan kawasan permukiman yang ditata menjadi kawasan tangguh terhadap bencana.

“Karena  kawasan tersebut berhadapan langsung dengan sungai,” ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, penataan kawasan Pulo Geulis hingga Sempur merupakan rencana jangka panjang Kota Bogor. Butuh waktu minimal 10 hingga 15 tahun untuk mewujudkannya.

Namun, Bima menargetkan dalam lima tahun ke depan ada perubahan nyata yang bisa dilihat dari penataan kawasan tersebut.

“Ini bagian penataan panjang dan  besar sekali, semuanya akan kami tata. Ada Tiga komponen utama yang perlu ditekankan, kualitas hidup warga, kawasan wisata yang terintegrasi, dan mencegah bencana,” tegasnya.

Sambung Bima, butuh puluhan miliar bagi Kota Bogor untuk mewujudkan target nol kawasan kota kumuh di pusat kota.  Itu sebabnya, penataan  kawasan kumuh dilakukan secara bertahap.

“Rp50 miliar itu hanya awal, kita masih butuh banyak anggaran yang belum dihitung semua. Tahun ini, kita targetkan mendapat anggaran Rp5,5 miliar dari pusat,” katanya.

Lebih lanjut, saat ini, Pemkot Bogor lebih fokus pada pematangan perencanaan. Penataan kawasan tersebut juga dibuat per segmen, dengan tahap awal pendataan kawasan.

Bima pun memastikan tidak ada pembebasan lahan dalam proyek penataan kawasan ini.

“Semua akan didata, ya rumahnya, pengelolaan sampahnya, dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL)-nya.

Sementara desain masih dimatangkan, dan kajian lingkungan khusus untuk volume dan bahaya air Ciliwung-nya akan dikaji tahun ini,” pungkasnya.(rp3/c)