25 radar bogor

Cintai Produk Lokal, Bupati Bogor Wajibkan ASN Beli Beras Cerita Makmur

Bupati Bogor, Ade Yasin melihat beras hasil produk lokal saat Boling di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Rabu (13/3/2019).

CARIU-RADAR BOGOR, Pemerintah Kabupaten Bogor, terus berusaha melestarikan beras hasil pertanian para petani lokal. Salah satunya beras Carita Makmur yang baru diluncurkan Bupati Bogor, Ade Yasin dalam kegiatan rabo keliling (Boling) di Kecamatan Cariu, Rabu (13/3).

Bupati juga wajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkungan pemerintahan Kabupaten Bogor untuk membeli beras lokal. Carita Makmur dianggap gambaran cerita tentang kemakmuran petani Kabupaten Bogor ke depannya. “Kenapa ASN? Ini upaya meningkatkan kecintaan terhadap produk lokal dan mendekatkan petani dengan ASN,” ujar Bupati.

Ade pun mewajibkan setiap ASN di Bumi Tegar Beriman membeli beras lokal itu minimal 5 kilogram setiap bulannya, sambil menunggu pangsa pasar yang lebih luas untuk petani memanen dan menjual berasnya sendiri.

“Untuk 20 ribu ASN. Kita siapkan tiap bulan 85 ton untuk dibeli mereka. Belinya di PD Pasar Tohaga. Jadi gabah kering petani dibeli PD Pasar, diolah jadi beras dan dikemas lalu dijual ke ASN,” jelas Ade.

Ke depanya, usaha ritel, restoran dan hotel di Kabupaten Bogor harus menjual dan menggunakan beras Carita Makmur. Agar petani lokal mendapatkan nilai ekonomis yang lebih baik. “Ke ASN dulu sebagai contoh. ASN harus jadi contoh yang baik untuk masyarakat dengan membeli beras dari petani sendiri,” katanya.

Selama ini, kata Ade, petani menjual gabah kering kepada tengkulak untuk diproduksi menjadi beras dan dijual di Kabupaten Bogor. “Kita mau putus rantai itu supaya nilai tambah yang didapat petani lebih besar,” katanya.

Ade pun optimis Kabupaten Bogor akan mencapai swasembada beras dengan mampu memenuhi 100 persen kebutuhan beras masyarakat Bumi Tegar Beriman. Tahun lalu, Kabupaten Bogor mampu memproduksi 353.150 ton beras dari luas panen 85.966 hektare.

“Jumlah yang ada memang baru mampu memenuhi 61 persen kebutuhan. Tapi kita optimis mampu tercapai swasembada. Terpenting nilai ekonomis petani meningkat dulu,” pungkas Ade.(cek/ps)