25 radar bogor

Siswa dan Guru Kesatuan Panik ’Kebakaran’

BOGOR –RADAR BOGOR, Ribuan siswa Taman Kanak-kanak (TK) hingga SMA Kesatuan, panik berhamburan membawa tas masing-masing ke luar kelas. Ya, akhir pekan kemarin, terjadi gempa diikuti kebakaran di sekolah yang berlokasi di Jalan Pulo Armen Pajajaran.

Sesuai dengan arahan guru, para siswa dapat dievakuasi dengan cepat dan terarah ke lokasi evakuasi yang sudah ditentukan.

Setelah diselidiki, ternyata kepanikan itu hanya rangkaian dari kegiatan simulasi yang diadakan sekolah. Kesatuan bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran, dan Satpol PP Kota Bogor.

Simulasi diawali dengan bunyi sirine dan pemukulan lonceng sekolah sebagai tanda bahaya. Seluruh siswa tanpa kecuali juga guru serta karyawan, lari keluar kelas untuk menyelamatkan diri.

Mereka berlari sesuai titik kumpul yang memang sudah disiapkan sekolah.
Direktur Sekolah Kesatuan Bogor, Handy Nagaria mengatakan, simulasi tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan. Dilakukan untuk memberikan edukasi siswa, guru juga karyawan untuk menghadapi bencana, seperti gempa dan kebakaran.

Simulasi ajang siswa latihan saat terjadi gempa dan kebakaran. Tidak hanya diterapkan di sekolah, tapi juga bisa di rumah maupun di lokasi lain. “Kapan saja bisa terjadi.

Kami dari sekolah ingin terutama siswa siap menghadapi gempa dan kebakaran. Ga cuma di sekolah, di rumah juga,” terang Handy Nagaria.

Kalau menghadapi hal tersebut, sudah bisa bertindak lebih cepat. Kesatuan sendiri, sejak 2010 mencanangkan sekolah siaga bencana. Tidak hanya dengan simulasi, sebagai sekolah siaga bencana, saat terjadi banjir, Kesatuan bisa menjadi tempat penampungan warga sekitar. Sebagai bentuk partisipasi dan kepedulian Kesatuan untuk masyarakat.

Juga sebagai bahan evaluasi sekolah, hal-hal apa saja yang perlu dilakukan penambahan, perbaikan alat-alat dan sarana atasi kebakaran. Termasuk juga tanda-tanda jalur evakuasi, alarm, dan hal lainnya.

Sementara itu Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satpol PP Bogor, Marse Hendra Saputra mengatakan, kegiatan ini untuk lebih melihat kesiapan sekolah khususnya Kesatuan dalam menghadapi gempa maupun bencana lainnya.

Tidak hanya dengan simulasi, juga penyuluhan kepada pelajar tentang berbagai cara penanggulangan kebakaran. Baik itu dengan cara tradisional maupun modern. “Bisa diterapkan di sekolah, rumah, di manapun berada ,” ungkap Marse.

Dengan pembelajaran melalui simulasi,bisa lebih tenang dan paham apa saja yang akan dilakukan saat gempa atau kebakaran. (mer/c)