25 radar bogor

Diguyur Hujan Deras, Tanah di Babakan Madang Kembali Retak. Rusak Jalur Puncak Dua!

Tanah Babakan Madang Retak Lagi
Warga bergantian berjaga di Jalan Babakan Madang karena retakan terus bertambah.

BABAKANMADANG-RADAR BOGOR, Tanah bergerak kembali terjadi di Kecamatan Babakan Madang. Kali ini, retakan merusak Jalan Babakan Madang menuju kawasan wisata jalur puncak dua. Akibatnya, hingga kemarin bisa dilintasi mobil.

Retakan terjadi setelah Kampung Cilaya Babakan Ngantai, Desa Karang Tengah diguyur hujan deras sejak Jumat (15/2/2019) pagi hingga malam hari. Pantauan di lokasi, retakan memiliki lebar sekitar 50 sentimeter dan panjang 50 meter. Bahkan, merusak pondasi rumah warga.

Setiap hari, warga bergotong royong membuka akses jalan yang tertutup oleh material longsoran. Warga sekitar, Jalaludin (38) mengatakan, selain menyingkirkan material longsoran, warga juga mengurug retakan dengan tanah. “Minimal motor bisa lewat. Tapi untuk mobil masih belum, takutnya malah makin hancur jalannya,” ungkapnya.

Karena kondisi tanah yang labil, ia berharap Pemkab Bogor tidak tinggal diam. Menurutnya warga berharap Pemkab Bogor minimal melakukan langkah perbaikan jalan. Karena, jika tidak segera diperbaiki, ia kahwatir terjadi pergeseran tanah susulan yang berpotensi memutuskan akses jalan tersebut.

Kecamatan Babakan Madang memang termasuk dalam kategori wilayah dengan potensi tinggi pergerakan tanah. Badan Informasi Geospasial (BIG) menyebutkan bahwa ada sepuluh Kecamatan berpotensi tinggi pergerakan tanah. Kecamatan tersebut antara lain Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Citeureup, Babakan Madang, Sukamakmur, Tamansari, Tenjolaya, Cijeruk, dan Cigombong.

Kepala bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG, Ferrari Pinem menyebutkan, kondisi geologi dan jenis tanah merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kerawanan gerakan tanah.

Kemudian, intensitas hujan juga menjadi salah satu indikator pergerakan tanah. “Intensitas yang tinggi akan menyebabkan tanah menjadi jenuh akan air, dan tentunya akan menambah volume beban tanah sehingga akan semakin rawan terjadinya gerakan tanah,” tuturnya.

Wilayah yang tergolong dalam zona rawan gerakan tanah ini, akan mudah terjadi longsor apabila lokasinya berada pada tingkat kemiringan lereng yang tinggi. Intensitas hujan yang tinggi juga akan meningkatkan kerawanan terjadinya longsor. Untuk itu, Ferrari berpesan agar masyarakat sekitar waspada pada bulan-bulan dengan intensitas hujan tinggi.

Sebelumnya, keretakan tanah juga terjadi di Kampung Cimamurang, Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor pada 22 Oktober 2018. Diameter keretakan tanah variatif antara 30-50 sentimeter. Sedangkan, salah satu lokasi yang paling dalam sekitar 50 sentimeter.(fik/c)