25 radar bogor

Kuota Solar Bersubsidi Kota Bogor Berkurang 2.000 Kl

Ilustrasi petugas SPBU Pertamina tengah melayani konsumen (Dok.JawaPos.com)
Petugas SPBU mengecek dispenser BBM.

BOGOR-RADAR BOGOR,Kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi di Kota Bogor berkurang sebanyak 2.000 kilo liter (KL). Hal itu diungkapkan Komite Badan Pengatur Hilir Minyak Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saryono Hadiwidjoyo.

“2018 kuotanya 17.160 KL, untuk 2019 kuotanya berkurang 2.000 karena sesuai UU yang ditetapkan antara pemerintah dan DPR,” ujarnya kepada Radar Bogor usai melakukan Sosialisasi Tugas dan Fungsi Capaian Kinerja BPH Migas bersama Komisi VII DPR RI di Hotel Onih, kemarin (15/2).

Karena itu, dia menegaskan, perlu pengawasan dari semua pihak atas berkurangnya kuota tersebut. Baik dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama DPR RI, Kepolisian dan Kejaksaan. Sehingga kuota bisa memenuhi kebutuhan.

“Pengawasan itu penting agar angkanya pas, kalau tidak diawasi nanti angkanya lewat. Tugas kami menjamin ketersediaan dan distribusi BBM, alhamdulilah di Bogor terjamin,” katanya.

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi VII Joko Purwanto mengatakan, prinsip tentang keberadaan subsidi yang ada memang diatur secara presentase. Oleh karena itu pada saat subsidi menurun sehingga jumlah kuotanya juga menurun.

Kendati begitu, dia melihat kuota itu bisa saja diubah saat APBN Perubahan atau ada hal lain melalui kebijakan khusus. “Ini tugas dan tanggung jawab saya, oleh karenanya konsentrasi untuk terus menerus bisa memberikan yang terbaik sampai hari ini,” ungkapnya.

Yang menjadi sorotan Komisi VII, kata Joko, adalah bagaimana Pertamina dan pemangku kebijakan memberikan suatu pertanggungjawaban terhadap kalkulasi biaya produksi. Sehingga diketahui apakah harganya sesuai dengan yang ada.

“Kami meyakini banyak komponen-komponen lain yang sebenarnya dengan prioritas efisiensi itu bisa ditekan. Sehingga masyarakat tidak selalu di bodoh-bodohi atau di iming-iming dengan persoalan subsidi seolah ada keberpihakan kepada masyarakat,” jelas dia.

Sementara itu, pengawas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-16113, Hengki Ridwan melihat, sejauh ini kondisi BBM yang ada di SPBU ini masih stabil, untuk BBM subidi seperti solar pun masih stabil.

Terkait soal pengurangan kuota Solar bersubsidi, Hengki mengaku belum mendapatkan informasi resminya dari pusat. “Belum ada kabar kenaikan dan turun, kondisi BBM masih stabil, solar juga sama,” katanya kepada Radar Bogor.

Ia merinci, untuk pengiriman ke SPBU per 8.000 KL tergantung stok di SPBU, jika stok di SPBU cukup untuk 16000 KL, kemungkinan mampu mengisi kapasitas.

“Satu mobil itu ada yang 32 KL disekat delapan banding delapan. Namun pengiriman tentu saja tergantung permintaan dari SPBU nya,” tukasnya. (gal/rp3/c)