25 radar bogor

Rektor IPB Jadi Panelis Debat Capres, Begini Persiapannya

Prof. Dr. Arif Satria, Rektor IPB University
Prof. Dr. Arif Satria, Rektor IPB University

BOGOR –RADAR BOGOR, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria masuk ke dalam tim panelis debat calon presiden (capres) besok (17/2).

Dia bersama tujuh orang lainnya berkesempatan menyusun rangkaian pertanyaan yang akan diajukan untuk kedua calon presiden (capres) RI, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Kepada Radar Bogor, Arif mengatakan, hingga tadi malam tim panelis masih menyusun materi debat. Baik berupa pertanyaan maupun video.

“Pembahasan sangat konstruktif. Kami juga saling belajar karena memang ahli di bidang masing – masing,” ujar Arif Satria kepada Radar Bogor.

Selain Arif Satria, ada tujuh panelis lain yang ahli di bidang masing-masing. Antara lain, Joni Hermana, guru besar Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Irwandy Arif, guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), pakar energi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Ahmad Agustiawan dan pakar hukum lingkungan Universitas Airlangga (Unair) Suparto Wijoyo (lengkapnya baca grafis).

Arif menegaskan materi debat sifatnya rahasia. Yang jelas, pihaknya sudah menyiapkan lima isu strategis di yang menjadi tema debat. Yakni di bidang energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.

Terpisah, Koordinator Panelis Prof Sudharto Prawata Hadi menambahkan, pembahasan materi debat diawali dengan inventarisasi isu kritis di tema-tema tersebut. Kemudian, pihaknya menerima masukan dari berbagai pihak, dari mulai pemberitaan di media massa, termasuk LSM terkait.

Dari situ, masing-masing panelis memutuskan isu dan pertanyaan apa yang akan diangkat. ’’Bukan hanya (isu) yang terkini, namun juga yang kritis. Yang perlu di-addres oleh RI 1 lima tahun ke depan,’’ lanjut mantan rektor Universitas Diponegoro Semarang itu.

Untuk video, pihaknya menginventarisasi dan dicari mana yang relevan dengan tema. Video itu akan ditayangkan pada segmen empat. Tidak ada pertanyaan, melainkan hanya tanggapan atas video. ’’Diharapkan natural, spontan, dan konseptual,’’ tuturnya.

Sementara, Komisioner KPU Wahyu Setiawan memastikan latar belakang semua nama sudah dicek secara hati-hati. Baik dalam hal kepakaran di bidang masing-masing maupun kecenderungan politik mereka. Hasilnya, para panelis dinyatakan kapabel dan netral untuk menjadi panelis dalam debat edisi kedua tersebut.

Karena itu, pihaknya tidak khawatir penunjukan tersebut bakal mengundang keberatan dari pihak mana pun, termasuk dua kandidat presiden. Yang utama, penunjukan panelis merupakan kewenangan KPU sepenuhnya.

”Kalau keberatannya terkait regulasi, kami akan akomodasi. Kalau tidak terkait regulasi, mohon maaf,” terangnya.

Selain akademisi, ada dua aktivis yang masuk sebagai panelis. Yakni, Direktur Eksekutif Walhi Nur Hidayati dan Sekjen Konsorsium Pengembangan Agraria Dewi Kartika. Kolaborasi panelis dari unsur teori dan praktik itu diharapkan menghasilkan pertanyaan yang lebih menggigit.

Mengenai usulan agar ada panelis dari Indonesia Tengah dan Timur, Wahyu memastikan untuk debat kali ini belum ada akademisi dari penjuru Indonesia. Namun, masih ada tiga kali debat lagi yang bisa mengakomodasi pakar dari seluruh Indonesia. Yang terpenting, kepakaran mereka sesuai dengan tema debat. (dka/byu/c6/fat/d)