25 radar bogor

Denny JA Anggap Rocky Gerung Berhasil Memiskinkan Akal Sehat

BOGOR – RADAR BOGOR, Metode akal sehat sudah disalah gunakan oleh Rocky Gerung hanya untuk mengkritik Jokowi. Tapi semangat akal sehat sama sekali tidak digunakan untuk mengkritik Prabowo.

Pernyataan itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif LSI Denny JA. Tulisan itu pun viral di media sosial, seperti twitter, facebook dan bahkan grup-grup Whats App (WA).

Respon Denny JA terhadap Rocky Gerung itu secara lengkap dituliskannya dalam esai berjudul, Ketika Kata Akal Sehat Menangis di Musim Pilpres. Tulisan itu muncul pertama kali di akun pribadinya di Denny JA World, baik di Facebook ataupun Twitter dan aneka WA yang Denny JA menjadi anggota.

Denny JA dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, mengungkapkan dirinya sempat menggali terminologi akal sehat dalam perdebatan akademik.

“Selama ini, akal sehat itu digunakan sebagai metode berpikir yang dipraktekan dan ditujukan kepada siapapun di ruang publik,” ujar Denny JA yang merupakan doktor ilmu politik lulusan Ohio State University, Amerika Serikat.

Di tangan Rocky Gerung, menurut Denny JA, akal sehat sudah dimiskinkan, didangkalkan, bahkan disalah gunakan untuk mengkritik Jokowi saja, namun tidak untuk Prabowo.

Rocky beralasan, itu karena Jokowi yang berkuasa. Prabowo belum berkuasa. Jika Prabowo berkuasa, 12 menit setelah dilantik, ia pun akan mengkritik Prabowo.

“Dalm konteks itu Rocky Gerung sudah menyalah gunakan akal sehat untuk tiga hal,” ujar Denny.

Pertama, Rocky sudah memiskinkan atau menyempitkan pengertian akal sehat. Selama sejarah akademik, akal sehat digunakan untuk mengkritik apa saja, dan siapa saja di ruang publik.

Di luar yang menjadi presiden, tokoh oposisi, pengusaha besar, akademisi, bahkan media, sama sahnya dikritik dengan akal sehat. “Mengapa di musim pilpres, akal sehat oleh Rocky tidak digunakan untuk juga mengkritik Prabowo yang juga pasti ada kesalahan,” jelasnya.

Kedua, lanjut Denny JA, katakanlah jika Rocky Gerung konsisten hanya ingin mengkritik yang berkuasa. Tapi siapakah yang berkuasa dalam pemerintahan demokratis? Dalam sistem Trias Politica yang berkuasa tak hanya eksekutif (Presiden) tapi juga legislatif (DPR, Partai).

“Kita semua tahu Prabowo adalah ketum partai besar, Prabowo juga penguasa,” jelasnya.

Denny juga menegaslan, ,enyatakan Prabowo belum berkuasa sama dengan menihilkan kekuasaan legislatif yang besar dan sah, termasuk partai politik di dalamnya.

Ketiga, apa faedahnya menunda kritik akal sehat kepada capres, menunggu sampai ia terpilih menjadi presiden dulu. Kebijakan publik itu sebuah proses. Program, janji dan pernyataan capres, jika memang ada kesalahan, justru perlu dikritik sedini mungkin.

“Saya pikir tak keberatan jika Rocky Gerung sebenarnya menjadi tim sukses tak resmi Prabowo. Namun, pretensi akademis dan penyalahgunaan terminologi akal sehat itu layak juga dikritik,” pungkasnya.