25 radar bogor

Di Depan Jokowi, Bos PHRI Curhat Mahalnya Tiket Penerbangan Domestik

BOGOR – RADAR BOGOR, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat yang dikuasai kartel penerbangan, kepada Presiden Jokowi. Hal itu diungkapkan Hariyadi dalam Rapat Kerja Nasinonal IV PHRI di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Senin malam (11/2).

“Saat ini kami sedang menghadapi permasalahan terkait dengan melambungnya harga tiket pesawat udara sejak awal Januari,” kata Hariyadi dikutip JPNN (Jawa Pos Grup).

Melambungnya harga tiket pesawat tersebut, antara lain disebabkan kebijakan maskapai pelat merah Garuda Indonesia menghilangkan harga tiket promo, sehingga harganya naik rata-rata 40 persen.

“Kemudian maskapai penerbangan swasta Lion Air menerapkan ketentuan bagasi berbayar yang juga membuat harga tiket Lion Air naik menjadi 40 persen,” ungkap Hariyadi.

Kondisi itu diperparah dengan bergabungnya Sriwijaya Air dengan manajemen Garuda dan Citilink. Sehingga di Indonesia hanya ada dua perusahaan penerbangan yang menguasai pasar penerbangan. Yaitu kelompok Garuda dan Lion Air.

“Sehingga sebetulnya, kondisi ini adalah sudah membentuk kartel. Hal ini tentu merugikan masyarakat untuk mendapatkan harga tiket yang kompetitif,” tegasnya.

Selain itu, katanya, pengakuan pengusaha penerbangan dalam negeri menyebut mahalnya harga tiket juga disebabkan harga jual avtur di Indonesia yang jauh lebih tinggi dibandingkan luar negeri.

“Alasan mereka adalah karena tingginya avtur yang 20 persen lebih tinggi daripada harga internasional. Ini pula yang menyebabkan harga tiket pesawat luar negeri menjadi lebih murah,” pungkasnya.