25 radar bogor

Kasus HIV/ADIS Banyak Tersebar di Cileungsi, Pemkab Jaring 89 Kelompok Gay

Ilustrasi HIV-AIDS
Ilustrasi HIV-AIDS

CIBINONG-RADAR BOGOR, Penyebaran virus HIV dan Aids kian mewabah di Bumi Tegar Beriman. Terbukti, jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Setahun ke belakang, Pemkab Bogor bahkan menjaring 89 kelompok gay demi melakukan langkah penanganan.

Catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, jumlah penderita HIV baru di Kabupaten Bogor selama tahun 2018 ada sebanyak 290 orang. Jumlah tersebut meningkat dari jumlah penderita HIV di tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 264 orang.

Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Agus Fauzi mengatkan bahwa pihaknya terkendala mendeteksi penyakit HIV. Karena, umumnya penyakit terkesan ditutupi oleh penderitanya. “Ini penyakit yang berbahaya tapi tidak terlihat,” ungkapnya kepada Radar Bogor, Senin (11/2).

Meski begitu, pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Bogor pada tahun 2018 terbilang lebih masif, yaitu kepada 21.850 orang yang terindikasi HIV. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya dilakukan kepada 14.267 orang.

Pemeriksaan dilakukan berdasarkan populasi ataupun kelompok kunci. Kelompok-kelompok teresbut seperti wanita penjaja seks (WPS), pelanggan penjaja seks (PPS), waria, homo (LSL) atau gay, injecting drug user (IDU), dan pasangan berisiko tinggi.

Kelompok paling banyak dijaring oleh Pemkab Bogor yaitu kelompok gay. Dalam setahun, Pemkab menjaring sebanyak 89 kelompok gay. Sedangkan terbanyak kedua yaitu kelompok pasangan berisiko tinggi, sebanyak 16 kelompok.

Sedangkan sebaran kasus HIV terbanyak ada pada Kecamatan Cileungsi. Dalam setahun, ditemukan sebanyak 56 kasus. Kemudian terbanyak kedua sebarannya di Kecamatan Bojonggede, yakni sebanyak 41 kasus. “Seperti gay tersebar cukup banyak di Cileungsi, kaitan dengan perbatasan. Dia tersebar di mana saja. Biasanya pusat-pusat keramaian,” kata Agus.

Di samping itu, menurutnya Dinkes Kabupaten Bogor juga kini fokus memersika ibu hamil terindikasi penyakit HIV. Langkah tersebut merupakan upaya menyelamatkan si buah hati jika ibunya positif menderita HIV. Terbukti, selama tahun 2018, dari 12.678 ibu hamil yang diperiksa, sebanyak 84 orang positif menderita HIV.

“Kalau memang positif kita obati. Jadi bayinya kalau yang belum kena jangan sampai kena. Kalau yang sudah kena jangan sampai cacat,” tuturnya.(fik/c)