25 radar bogor

Penderita DBD di Februari 2019 Meningkat, Pemkot Bogor Belum Naikan Status jadi KLB

Ilustrasi kasus DBD
Salah satu anak yang terkena demam berdarah sedang dalam penanganan rumah sakit. Kasus DBD di Kota Bogor selama Januari hingga November 2022 meningkat. DOKUMEN RADAR BOGOR

BOGOR-RADAR BOGOR,Meski semakin meluas Pemkot Bogor melalui Dinas Kesehatan hingga saat ini belum menentukan kejadian luar biasa (KLB) untuk penanganan Demam Berdarah (DBD) di kota hujan ini.

Meskipun kasusnya sendiri ada peningkatan seperti halnya bulan Februari 2019 ini.

Sebelumnya di bulan Januari lalu kasus demam berdarah di Kota Bogor memakan korban meninggal. Tercatat ada lima warga Kota Bogor yang meninggal akibat demam berdarah (DBD).

“Tahun ini meningkat per bulan Februari tapi untuk setahun kita belum tahu, tapi kalau masyarakat gertak (gerakan berantas sarang nyamuk) PSN berkelanjutan, maka kasus DBD bisa ditekan, puncak DBD memang setiap Januari dan Februari,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rubeah saat menghadiri acara Rakor KTR di Jalan Pajajaran, belum lama ini.

Namun, lanjut Rubeah angka kasus DBD mengalami penurunan setiap tahunnya sejak tahun 2015 hingga 2018. Rubeah pun mengungkapkan kasus DBD dinilai bukan per tahun melainkan per bulan.

“Mudah mudahan dengan bulan Februari berakhir musim hujan mulai tidak pancaroba lagi dan masyarakat benar benar lakukan gertak PSN yang sudah dicanangkan oleh pemkot Jumat kemarin. Terus diikuti jangan berhenti dan itu Insya Allah bisa ditekan,” ucapnya.

Rubeah pun menghimbau agar masyarakat mulai bulan Oktober hingga Desember mulai bebersih melakukan pemberantasan sarang nyamuk.

“Tapi kadang-kadang masyarakat melupakan,” imbuhnya. (adi/ps/ysp)