25 radar bogor

Ahmad Basarah Bilang Bung Karno Menolak Ateisme dalam Pancasila

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Ahmad Basarah (dua dari kiri) dalam konferensi pers, Januari 2018. (Hendra Eka/Jawapos)

JAKARTA-RADAR BOGOR,Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, para pendiri bangsa khususnya Proklamator RI Bung Karno menolak konsep ateisme dalam sistem bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dirumuskan dalam kandungan nilai-nilai Pancasila dan sikap ideologis.

Penolakan itu, kata Basarah, disampaikan Bung Karno dalam pidatonya di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) tanggal 1 Juni 1945 ketika menyampaikan gagasannya tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Saat menjelaskan tentang sila Ketuhanan, Bung Karno menerangkan makna filosofi yang terkandung di dalamnya antara lain, tiap-tiap bangsa Indonesia bertuhan, bahkan bangsa Indonesia pun menjadi bangsa yang bertuhan. Dari penegasan Bung Karno tersebut secara jelas sila Ketuhanan dalam Pancasila menolak konsep ateisme sebagaimana dianut dalam ideologi komunisme.

Belakangan ini, ateisme menjadi tren karena ucapan akademisi filsafat Rocky Gerung. Pasalnya, Rocky menilai Pancasila memungkinkan warga negaranya untuk memilih agama, atau bahkan sama sekali tidak beragama alias ateis.

Wakil Ketua MPR RI ini menyadari Pancasila bukanlah ideologi tertutup yang tidak bisa diberi makna apa pun oleh setiap warga negaranya. Akan tetapi Pancasila juga bukan ideologi terbuka yang boleh ditafsir secara bebas dan serampangan oleh setiap orang. Menurut penjelasan Bung Karno, kata dia, Pancasila adalah bukan ideologi yang bersifat tertutup ataupun terbuka, namun Pancasila sebagai ideologi yang bersifat dinamis.

Pancasila adalah filsafat berbangsa dan bernegara yang merupakan konsensus para pendiri negara yang digali dari kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia. “Rujukan pemahaman atas sila-sila Pancasila tersebut tidak bisa dipisahkan dari maksud para pembentuk Pancasila saat itu,” kata dia di sela-sela Safari Politik Kebangsaan PDI Perjuangan di Cianjur, Kamis (7/2).

Dia melanjutkan, betapa kacaunya filsafat berbangsa dan pedoman bernegara jika 260 juta lebih rakyat Indonesia membuat tafsir sendiri-sendiri tentang sila-sila Pancasila dengan sebebas-bebasnya. (jpnn)