25 radar bogor

Cariu-Tanjungsari Krisis Petani, Satu Hektar Hanya Digarap Dua Petani

POTENSI: Dua petani menanam padi di lahan yang sudah digarap.

CARIU-RADAR BOGOR, Tak hanya lahan pertanian yang jumlahnya semakin menyusut, masyarakat desa dihadapkan dengan sulitnya mencari petani. Jumlah petani semakin berkurang, salah satunya di Kecamatan Cariu dan Tanjungsari. Meski memiliki 5.176 hektar lahan pertanian, jumlah petani yang menggarap lahan tersebut tak berimbang.

“Kalau di sini sudah pada tua pak. Makannya kita berkumpul berbicara agar yang muda ini tidak hanya cari kerja, tetapi membangun pertanian dan berwirausaha,” ujar petani Muda Desa Tegal Panjang, Darus Badruddin kepada Radar Bogor, kemarin.

Lanjutnya, kekurangan pertani lantaran generasi muda banyak yang merantau dan bekerja. Sementara, para orang tua yang meladang di kebun dan disawah sudah semakin berkurang.

“Bagaimana agar petani difasilitasi dan membangun karekter dengan pemikiran maju seperti jaman sekarang,” ujarnnya.

Kepala UPT PTPH Cariu pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Tatang Mulyana menjelaskan, saat ini Kecamatan Tanjungsari memiliki 4.562 petani. Sedangkan Kecamatan Cariu terdapat 4.381 petani dengan total keluruhan 8.943 petani.

Mereka harus mengelola pertanian di lahan seluas 5.176 hektar. “Jika dirata-ratakan maka satu hektar hanya satu sampai dua orang. Ini sangat kurang,” cetusnya.

Sementara itu, Plt Sekcam Cariu, Bakri Hasan tak membantah dengan kondisi tersebut. Pemerintah bakal mendukung jika ada petani muda yang dapat mengembangkan pertanian. “Kami juga akan adakan program pelatihan. Karena, petani yang sudah tua kemampuanya sudah terbatas,” ucapnya.

Lanjut Bakri, generasi muda awalnya hanya memikirkan bagaimana cara kerja. Mereka sudah tidak memikirkan mengembangkan pertanian diwilayahnya.

“Kita harus dorong agar petani dapat regenerasi, kedepannya nanti ini akan menjadi pengusaha. Bukan lagi petani tradisonal,” ucapnya.

Berbeda dengan petani muda, hasil petanian akan dikembangkan dan diolah menjadi produk. Hasil pertanian dikemas dengan bentuk dan brand ciri khas produk pertanian. “Di sini daya jual lebih tinggi. Pembinaannya contoh, dengan UMKM atau dinas terkait,” tukasnya. (don/c)