25 radar bogor

Dalam Berinvestasi Harus Konsisten Supaya Bisa Raih Cuan

Bursa Efek Indonesia (BEI) (Dok. JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyebut, investasi di pasar keuangan merupakan hal menjanjikan bagi seluruh kalangan masyarakat. Bahkan investasi pasar modal lebih menguntungkan dibanding investasi tanah.

Sebab, arus perputaran uang dalam instrumen ini lebih dinamis dan lebih cepat. Sehingga, keuntungan yang didapatkan pun bisa cepat dirasakan.

Sekretaris Perusahaan PT Reliance Sekuritas Indonesia (Reliance) Erry TP Hidayat menilai, pernyataan Menko Darmin sangat positif untuk mengedukasi masyarakat.

Erry menegaskan, pertumbuhan jumlah investor di Pasar modal Indonesia selama bertahun-tahun masih terkendala oleh sulitnya distribusi informasi yang dimana semua informasi mengenai investasi masih terpusat pada kota-kota besar.

Dari data tim riset Reliance, hingga November 2018, pertumbuhan jumlah investor berhasil break the record dimana tercatat untuk pertama kalinya pertumbuhan investor secara tahunan melebihi 100 ribu SID, dikisaran 200 ribu SID pada 2018. Diprediksi pertumbuhan investor di tahun ini akan berkemungkinan semakin tinggi seiring berkembang pesatnya teknologi informasi.

“Keuntungan berinvestasi saham yang pertama adalah Capital Gain. Capital Gain yang dimaksud dari keuntungan dari selisih kenaikan dari harga saham yang kita beli hingga kita jual kembali,” ujar Erry, di Jakarta, Jumat (18/1).

Kepala Riset RELI, Lanjar Nafi, menambahkan, saham Bank BCA (BBCA) mengalami Capital Gain selama tahun 2018 sebesar 18,72 persen dari harga Rp 21.900 per lembar menjadi Rp 26.000 perlembar di akhir 2018. Hal ini tentu lebih menguntungkan dibandingkan menabung di bank dengan bunga deposito sekitar 7-8 persen.

Selain keuntungan dari capital gain, pada harga sahamnya juga mendapat dividen dari laba perusahaan berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang positif.

Tentu, kata Lanjar, masih ada tantangan bagi seorang investor pemula. Biasanya investor kurang konsisten memilih saham mana yang memiliki kinerja keuangan maupun fundamental bagus karena rumor dan berita yang beredar cukup mampu mempengaruhi psikologis investor.

Kemudian, kondisi ekonomi dalam maupun luar negeri pun menjadi tantangan tersendiri karena akan terimbas pada kinerja bisnis emiten pada sektor tertentu. Seperti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD, pengurangan impor batubara oleh Tiongkok, tingkat suku bunga Amerika yang berimbas ke aksi jual investor asing, hingga tensi perdagangan global yang memanas.

“Agar berhasil dalam investasi saham, pertama pelajari dulu mengenai Investasi saham dan mekanismenya dengan mengikuti Sekolah pasar modal di BEI secara gratis. Kedua harus tahu dulu besaran modal yang akan dipakai untuk berinvestasi dan modal investasi itu harus lepas dari kebutuhan sehari-hari,” tegasnya.

Ketiga, mulailah cari perusahaan terbuka yang lebih dekat dengan kita dari apa yang kita konsumsi dan pakai sehari-hari. Keempat lakukan analisa kondisi perusahaan dan lingkungan bisnisnya hingga besaran keuntungannya pertahun.

Erry menyarankan, agar investor mencari perusahan sekuritas terbaik yang dapat merangkul dan memudahkan membeli saham untuk investasi.

“Reliance memiliki rekam jejak positif dan berpengalaman dengan jangkauan kantor cabang di berbagai daerah,” kata Erry.

Untuk investor pemula sangat disarankan melalu broker membeli atau pun menjual saham selagi belajar mengoperasikan trading sistem. Karena menggunakan broker akan mendapatkan service lebih dari layanan menjual membeli hingga informasi mengenai saham yang akan diinvestasikan.

“Untuk investasi dari menajemen keuangan idealnya adalah sekitar 30 persen dari penghasilan pada deposito, obligasi, reksadana dan saham,” imbuhnya.

Adapun untuk membatasi resiko dalam berinvestasi saham perlu disiplin dalam memilih saham mana yang akan dipilih untuk diinvestasikan. Disiplin menggunakan metode analisa kinerja keuangan perusahaan dan fundamentalnya.

Lanjar mengingatkan, pastikan perusahaan yang akan dibeli sahamnya, jelas dari sisi bisnisnya dan mengalami keuntungan setiap tahunnya. Kemudian, gunakan Stop-loss jika harga saham yang dibeli turun signifikan akibat iklim ekonomi yang bergejolak.

“Stop-loss yang ditentukan berdasarkan karakter investornya sendiri dari 10 persen hingga 30 persen dari modal awal. Terus update berita mengenai ekonomi dalam maupun luar negeri dan tentu perusahaan yang kita beli sahamnya,” pungkas Lanjar.

Editor : Saugi Riyandi