25 radar bogor

Tekan Impor Gula, Pemerintah Didorong Tingkatkan Produksi Tebu

BPS Sebut Impor Indonesia Naik 14,86 Persen
()

JAKARTA – RADAR BOGOR, Langkah Kementerian BUMN melakukan revitalisasi pabrik gula untuk menekan laju impor gula harus diikuti dengan penyeduaan bahan baku. Pemerintah didorong untuk meningkatkan luasan lahan tebu untuk mendukung ketersediaan bahan baku pabrikan.

“Masalah ini tidak terlepas dari ketersediaan bahan baku. Revitalisasi tidak optimal kalau tidak ada yang digiling,” ujar Peneliti Agro Ekonomi dari IPB Agus Pakpahan terkait langkah pemerintah untuk menekan impor gula, Kamis (17/1).

Berkurangnya lahan tebu membuat produksi tidak bisa terangkat. Tahun 2014, produksi tebu nasional mencapai 2,58 juta ton, lantas turun menjadi 2,46 juta ton pada 2017.

Untuk diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, luas perkebunan tebu di Indonesia terus menurun. Bila pada 2014, luas lahan perkebunan tebu masih berada di angka 478.108 hektare. Namun tahun 2017, lahan tebu menurun jadi 453.456 hektare.

Agus menjelaskan, dari pengamatannya, pabrik gula Indonesia terus mengalami kekurangan pasokan tebu. Masalahnya memang keberadaan pabrik gula dan perkebunan tebunya tidak homogen. “Ada tempat yang kelebihan pasokan tebu, ada pula yang kekurangan. Secara umum kekurangan bahan baku karena terjadi penurunan luas area tanam,” ucapnya.

Masalah utamanya, menurut Agus adalah karena kebijakan yang ada tak mampu membuat petani bergairahnya untuk menanam. Melihat catatan kebelakang, kinerja pabrik gula indonesia sempat mencapai titik terendah di tahun 1998 dengan produksi hanya mencapai1,49 juta ton.

Dengan kondisi ini, tak heran belakangan, pabrik gula pun akhirnya terdorong untuk menyerap impor raw sugar untuk mengoptimalkan utilitas pabriknya.

Sementara itu, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus berpandangan, revitalisasi yang dilakukan Kementerian BUMN memang masih belum efektif. Hal ini membuat ketergantungan impor terus terjadi.

“Anggaran yang sudah dikeluarkan untuk revitalisasi pabrik-pabrik tua pun belum mampu meningkatkan produksi secara signifikan,” pungkasnya.

Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : ask