JAKARTA-RADAR BOGOR, Nilai tukar rupiah pada awal tahun sempat menguat hingga menyentuh Rp 13.900 per USD. Namun, kini rupiah kembali melemah ke level Rp 14.158 per USD. Meski singkat, namun realisasi itu menjadi sinyal positif bagi perekonomian dalam negeri.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, Rupiah pada Desember 2018 secara rata-rata menguat 1,16 persen. Tren penguatan di Jaunari, dipengaruhi aliran masuk modal asing.
“Ini akibat perekonomian domestik yang kondusif dan imbal hasil yang tetap menarik, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda,” ujarnya di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (17/1).
Rupiah, lanjut Perry, sepanjang 2018 tercatat mengalami depresiasi sebesar 6,05 persen atau secara point to point sebesar 5,65 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menurut dia, depresiasi itu masih lebih rendah dibanding negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki.
“Ke depan, BI terus mencermati risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya,” tandasnya.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Hana Adi
