25 radar bogor

Begini Saran Pengamat Buat Kasus Gagal Bayar Jiwasraya Saving Plan

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pengamat asuransi, Irvan Raharjo menilai kasus gagal bayar polis JS Saving Plan Jiwasraya terjadi karena adanya kesalahan manajemen yang lalu dalam menempatkan portofolio investasi yang menyebabkan perusahaan kesulitan likuiditas. Sebagai langkah awal perbaikan, Irvan pun menyarankan manajemen baru menghentikan penjualan produk investasi JS Saving Plan.

“Nomor satu stop Saving Plan itulah. Saving Plan itu sifatnya investasi bukan proteksi saja dan kedua dia harus membuat profiling yang sangat detail supaya tidak salah penempatan. Jadi intinya Saving Plannya dstoplah,” ujar Irvan di Jakarta, Kamis (17/1).

Seperti diketahui, saat ini manajemen Jiwasraya yang baru telah menawarkan opsi perpanjangan masa polis (roll over) dengan kompensasi bunga 7 persen dibayar di muka kepada para nasabahnya yang mengalami tunda bayar klaim produk JS Saving Plan.

Selain langkah tersebut, kata Irvan, untuk memperkuat likuiditasnya Jiwasraya diharapkan bisa fokus menjual kembali produk murni asuransi seperti asuransi kecelakan, asuransi kesehatan dan lain-lain.

“Selain itu, ya digitalisasi, menjual melalui digital. Terus aset non produktif seperti gedung-gedung tua dikerjasamakan, dan dioptimalkan. Sekarang zamannya sudah serba digital, ada bisnis hotel tanpa punya hotel, bisnis transportasi tanpa punya mobil, kan ngapain juga Jiwasraya mesti punya gedung besar seperti itu nggak ada nilai produktifnya. Dijadikan hotel, cafe kan masih bisa itu,” jelas Irvan.

Sejauh ini, Jiwasraya telah memiliki sejumlah strategi dalam rangka meningkatkan kinerja perseroan sepanjang 2019 dan memenuhi kewajiban polis produk JS Saving Plan. Pertama, manajemen akan meningkatkan penjualan produk asuransi Jiwasraya kepada peserta baru, dan menambah manfaat produk asuransi kepada peserta eksisting.

Kedua, mengembangkan varian produk asuransi Jiwasraya yang sifatnya lebih simple dan kekinian seperti asuransi mikro dengan premi yang ringan. Ketiga, melakukan efisiensi dengan mengembangkan platform digital. Keempat, meningkatkan pemanfaatan aset-aset yang tidak produktif. Sedangkan untuk langkah terakhir, manajemen juga akan membenahi penempatan portofolio investasi sehingga tidak lagi mengalami ketidakcocokan (missmatch) yang menggangu likuiditas.

Editor : Saugi Riyandi
Reporter : Uji Sukma Medianti