25 radar bogor

Awas! Pepohohan Dibeberapa Ruas Jalan di Kota Bogor Ini Rawan Tumbang

Petugas tengah memeriksa kondisi salah satu pohon di Kota Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR, Hujan yang disertai dengan angin besar kerap melanda Kota Bogor. Kondisi itu membuat sebagian pohon rawan tumbang.

Disinyalir, 30 persen kondisi pohon di Kota Bogor memang sakit dan harus ditebang, bukan lantaran cuaca ekstrem.

Kepala Seksi Pemeliharaan Taman Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor, Erwin Gunawan membenarkan,  pohon yang akan ditebang itu memiliki lubang antara 70 sampai 80 persen sedangkan rekomendasi pemangkasan 20 sampai 30 persen.

Erwin menerangkan, pepohonan yang sakit ini di dominasi dari beberapa titik di Kota Bogor, diantaranya, di Jalan Ahmad Yani, Jalan Pemuda, Jalan Dadali lalu di Jalan Lawang Gintung, Jalan Semeru dan sekitaran perumahan di Kecamatan Tanah Sareal, sementara di Jalan Padjadjaran kondisi pepohonannya masih sehat semua.

Pihaknya, kata Erwin, sudah bekerjasama dengan Litbang Kehutanan secara teknis sudah melakukan pemeriksaan kondisi pohon secara rutin dua kali dalam satu pekan.

Pemeriksaan sendiri dilakukan menggunakan alat Sonic Tomograf dengan waktu pemeriksaan itu khusus. Setelah itu, hasilnya keluar rekomendasi tindakan apa yang perlu dilakukan, apakah pemangkasan atau penebangan.

Selain itu, Erwin juga mengaku, sampai detik ini program Kartu Tanda Pohon (KTP) masih tetap berjalan. Sebab hasil rekomendasi pemeriksaan akan dicatatkan pada KTP dan dipasangkan pada pohon yang sudah diperiksa.

Lebih lanjut Erwin kembali menjelaskan, pohon yang direkomendasikan untuk ditebang maka dipasangkan KTP berwarna merah, lalu rekomendasi untuk pemangkasan KTP berwarna kuning dan pohon yang dalam kondisi sehat memiliki KTP berwarna hijau.

“Pohon yang akan ditebang itu memiliki lubang antara 70 sampai 80 persen sedangkan rekomendasi pemangkasan 20 sampai 30 persen,” tuturnya.

Selama dua tahun program KTP berjalan Erwin mengakui menemui kendala. Sebab sering kali KTP hilang dari pohonnya. Padahal itu bisa memudahkan masyarakat agar mengetahui bagaimana kondisi pohon jika suatu waktu berhenti di bawah pohon.

“Mungkin karena terbuat dari bahan seperti seng, jadi banyak yang mengambil, tapi kita upayakan agar posisinya agak sedikit naik agar tidak lagi hilang,” pungkasnya. (gal/c)