25 radar bogor

Penjelasan INACA Soal Tiket Domestik Lebih Mahal Ketimbang Luar Negeri

Konferensi pers INACA soal tarif pesawat domestik (Fedrik Tarigan/JawaPos.com)

JAKARTA – RADAR BOGOR, Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) mengatakan, para maskapai penerbangan sepakat untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik sebesar 20 hingga 60 persen. Penurunan ini dilakukan usai melihat banyaknya masukan dari masyarakat terkait mahalnya tarif tiket pesawat domestik.

“Kami mendengar, dan dirut maskapai disini, walaupun di tengah kesulitan maskapai nasional yang ada, tapi kami lebih mendengar keluhan masyarakat atas tingginya harga tiket. Kami tidak begitu saja, tidak mempedulikan,” ujar Ketua INACA Ari Ashkara di Restoran Batik Kuring Kawasan SCBD Jakarta, Minggu (13/1).

Ari mengklaim, tak semua harga tiket maskapai penerbangan Internasional jauh lebih murah dibandingkan dengan penerbangan domestik. Terdapat sektor-sektor tertentu yang membuat harga tiket menjadi sangat tinggi.

“Contoh untuk ke Tiongkok per jamnya sekitar USD 60. Untuk Cengkareng, kita 1 jam terbang USD 33,38 per pack, Eropa misalnya 1 jam terbang sekitar USD 190, di kita 1 jam terbang hanya USD 41 per orang, Amerika per jam terbang sekitar USD 45 , tapi ke London hanya USD 25,” jelas Ari.

Menurutnya, jika kita membandingkan dengan penerbangan internasional, tarif maskapai penerbangan domestik masih jauh lebih murah. Dengan penurunan tarif penerbangan tersebut, pihaknya memudahkan kepentingan masyarakat terutama pengusaha kecil dan menengah yang sering berpergian ke luar kota.

“Bukan lebih murah semuanya (penerbangan internasional), bisa dicek harga Jakarta-Singapura jauh lebih tinggi dari Garuda,” imbuhnya.

Dirut Garuda Indonesia ini menjelaskan, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi penyebab tingginya harga tiket penerbangan domestik dibandingkan internasional. Sedangkan, tujuan luar negeri tak dikenakan PPN.

“Hal tersebut yang buat perbedaan harga. Juga suplai-demand di market. Domestik suplainya hanya 8 maskapai penerbangan berjadwal yang besar, di luar negeri bisa banyak,” jelasnya.

Dia menambahkan, komponen biaya yang paling besar adalah bahan bakar yang menyumbang 40-45 persen dari biaya maskapai penerbangan. Sementara, 20 persen adalah leasing pesawat yang menggunakan kurs dolar. Sedangkan, untuk fasilitas terminal atau Airport sebesar 2-10 persen.

“Kita juga sudah dapat dukungan dari Kementerian BUMN, Kemenhub dan ESDM bahwa untuk menurunkan harga avtur khususnya di Jakarta,” imbuhnya.

Editor : Saugi Riyandi
Reporter : Romys Binekasri