25 radar bogor

Miris! Beda Pilihan di Pileg 2019, Makam 2 Warga di Gorontalo Dibongkar

Pembongkaran makam. (sumber: Youtube)

GORONTALO-RADAR BOGOR,Pembongkaran dua makam warga di Gorontalo disesalkan banyak pihak. Pasalnya, masalahnya sepele, hanya karena beda pilihan di Pemilu 2019. Dua jenazah warga Dusun II Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, dibongkar dan dipindahkan, Sabtu (12/1/2019).

Dua makan tersebut dibongkar dan jenazahnya dipindahkan setelah bertahun-tahun bersemayam di tempat pemakaman tersebut. Ujung pangkal pemasasalahan pun sepele, hanya karena perbedaan pilihan di Pemilu 2019. Dua makam yang dibongkar adalah milik Masri Dunggio yang sudah dikubur 26 tahun silam.

Sedangkan makam kedua adalah milik Siti Aisyah Hamsah yang baru berumur satu tahun. Keduanya adalah kakek dan cucu. Makam yang berada di belakang rumah warga bernama Awono itu dibongkar dan dipindahkan oleh keluarga ahli waris. Hal itu terjadi setelah terjadi perselisihan dengan pemilik lahan yang sebenarnya bersepupu dengan almarhum.

Pemicunya adalah perbedaan pilihan politik pemilihan caleg DPRD Kabupaten Bone Bolango. Awono memiliki ikatan keluarga dengan caleg tersebut.

Dia ingin agar caleg Naini atau Iriani yang merupakan kerabatnya dipilih saat pemilu. Abdul Salam Pomontolo, dari keluarga almarhum mengatakan, Awono diduga mengancam kalau keluarga almarhum tidak memilih caleg itu.

Maka makam silakan dibongkar dan tidak boleh ada yang bisa dikubur di situ.

” Dia bilang berulang kali, kamu kalau tidak memilih Iriani, kuburan ini segara pindah dan ini saya pagar. Kalau tetap tidak mau pilih, ada lagi yang mati tidak bisa dikubur sini,” katanya meniru ucapan Awono.

Polisi dan aparat pemerintahan desa sebenarnya sudah mencoba memediasi. Tapi kedua belah kedua pihak tetap tak mau saling mengalah dan menemui jalan tapi buntu. Keluarga almarhum akhirnya membongkar kedua makam dan memindahkan ke pemakaman lain.

“Keluarga ahli waris menangis karena tak tega makam dibongkar dan dipindah,” ungkap warga sekitar.

Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas menyatakan, politik seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan.

Akan tetapi, peristiwa yang terjadi di Dusun II Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo itu justru mematikan rasa kemanusiaan itu sendiri.

Demikian disampaikan Robikin Emhas dalam keterangan tertulisnya, menanggapi pemindahan jenazah dua warga di Gorontalo, Minggu (13/1/2019).

“Nampak bahwa politik hanya dipahami sebagai sarana mendapatkan kekuasaan. Tidak penting bagaimana cara meraihnya,” ujar dia.

Ia juga membeberkan bahwa kesan penghalalan segala cara dalam meraih kekuasaan politik tidak hanya terjadi dalam perebutan kursi legislatif saja.

(jpg/ruh/ps)