25 radar bogor

Soal ‘Satu Jari’, Bima Arya Penuhi Panggilan Bawaslu

Walikota Bogor Bima Arya
Walikota Bogor Bima Arya

BOGOR–RADAR BOGOR,Sikap politik Wali Kota Bogor, Bima Arya bela­kangan ini tengah menjadi sorotan. Sejumlah pihak menilai jika sikapnya tak sejalan dengan partai yang berlambang mata­hari yang telah me­mutuskan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga Uno.

Informasi yang dihimpun Radar Bogor, politisi PAN terse­but pernah mengunggah foto dirinya saat sedang bersama KH. Ma’ruf Amin. Dalam ungga­hannya Bima Arya tampak sedang menyerahkan cendera mata berbentuk kijang para Cawapres Jokowi itu.

Di sisi lain, unggahan tersebut berte­patan dengan Prabowo yang mengumumkan cawapres pendampingnya di kediamannya, bersama elite PAN dan PKS.

Bima Arya dalam keterangan unggahannya juga menganggap ulama menjadi bagian paling penting dalam menjaga NKRI. Bangsa kita ada karena ulama menjaga umara.

“Negara jaya karena ulama dan umara bersanding mesra. Salam takzim untuk para alim ulama tokoh agama penjaga moral bangsa, pengawal kesatuan Indonesia. #jumatberkah,” ulis Bima Arya dalam keterangan unggahannya, (10/8) tahun lalu.

Unggahan tersebut setidaknya memicu 701 komentar warganet. Sebagian besar ada yang mendukung dan dianggap tidak fatsun terhadap partai yang membesarkanya. Hal serupa juga pernah dilakukan Bima dengan unggahan tunjuk satu jari dengan caption yang menyatakan Indonesia tak akan punah pada Desember 2018.

Tera­nyar, gara-gara menga­cungkan satu jari saat ikut menyambut Ma’ruf saat ikut menghadiri kunjungan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin di pondok pesantren Al Ghazaly, ia harus berurusan dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Rencananya, wakil ketua umum DPP PAN, Bima Arya akan menjalani pemeriksaan terkait dugaan pelanggaran kampanye, hari ini (11/1). Sesuai konfirmasinya, Bima dijadwal­kan datang pukul 09.00 pagi.

Pengamat Politik sekaligus Direktur Democracy Electoral Empowerment Partnership (DEEP), Yusfitriadi mengatakan, sensasi politik yang dilakukan, Bima Arya saat ini tengah memainkan peran dua kaki.

“Kalaupun tidak keluar, ketika kasusnya sangat meruncing dan ada pernyataan Bima mendukung paslon nomor satu, bisa saja didesak mundur,” beber Yus kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut Yus, sudah bukan rahasia umum jika PAN terpecah. Ada sebagian dewan pendiri partai yang tak suka dengan sikap Amien Rais. Tak heran, beberapa pendiri partai ada yang mendesak agar Amien Rais mundur.

Beberapa elite PAN juga keluar, yang disinyalir juga disebabkan keberpihakan PAN ke Prabowo.

“Bahkan jelas-jelas ketua DPW PAN Kaltim jadi jurkamnya nomor urut satu. Artinya sangat mungkin spirit belah keber­pihakan akan terjadi distruktur PAN di mana-mana. Baik itu secara terbuka maupun secara diam-diam,” sambungya.

Saat ini, PAN dianggap sedang dilematis menghadapi Pemilu 2019. Di sisi lain, Bima harus menghormati keputusan PAN.

Disinggung Bima Arya yang dianggap tak fatsun, Ketua DPD PAN Kota Bogor, Safrudin Bima tetap meyakini jika Wali Kota Bogor tetap kader PAN yang loyal dan searah dengan garis partai.(dka/c)