25 radar bogor

Konsumsi Listrik RI Masih Kalah Dari Malaysia dan Singapura

Konsumsi listrik Indonesia kalah dari Malaysia. (Miftahul Hayat/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mencatat konsumsi listrik per kapita di 2018 telah mencapai 1.064 kWh per kapita dari target sebesar 1.129 kWh per kapita. Angka itu masih lebih rendah dibanding dengan Malaysia dan Singapura.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy Sommeng mengakui jika konsumsi listri per kapita Indonesia masih kalah dengan dua negara tetangga tersebut. Meski begitu, pemerintah akan terus berupaya menaikkan konsumsinya menjadi lebih baik.

“Nggak, bukan paling kecil (konsumsinya). Ya Kalah lah (dibanding) dengan Malaysia kalah dengan Singapura. Malaysia itu sudah 4.000 kWh per kapita. Kita baru 1.064 kWh per kapita. Tahun ini diharapkan 1.200 kWh per kapita,” kata Sommeng di kantornya, Kamis (10/1).

Meski perbandingan secara rata-rata masih kalah, namun sejumlah kota sudah menunjukkan angka konsumsi yang baik. Jakarta misalnya, konsumsinya hampir setara dengan Malaysia.

“Apa kita bisa seperti itu? Bisa. Jakarta sudah sama seperti di Malaysia. 3.500 sampai 4.000 kWh per kapita. Jadi kalian-kalian ini sudah di negara cukup baik kalau tinggalnya di Jakarta,” jelasnya.

“Tapi kalau saudara-saudara kita di NTT tadi kan harus kita kejar supaya jika nantinya konsumsinya per kapitanya tinggi,” tambahnya.

Dengan semakin tingginya angka konsumsi listrik, Sommeng optimistis perekonomian di beberapa wilayah juga ikut terangkat.

“Tentunya kalau sudah tinggi bagaimana mereka industrinya pada datang investasi di sana. Apakah industri manufaktur pariwisata itu kan ciptakan lapangan kerja,” tegas Sommeng.

Oleh karena itu, pemerintah saat ini tidak membatasi masyarakat untuk meningkatkan jumlah konsumsinya melalui penambahan daya. Cara itu dianggap paling efektif untuk terus menggenjot konsumsi listrik.

“Kalau zaman dulu kita batasin (tambah daya), sekarang mau nambah daya berapapun bisa apalagi kayak di Jakarta. Dengan meminta listrik sambungan premium. Bisa di Jakarta. Cukup berbanggalah dengan kondisi listrik sekarang,” pungkasnya.

Editor : Saugi Riyandi
Reporter : Hana Adi