25 radar bogor

Duh! 20.139 Ton Sampah Plastik Kepung Bogor

Sampah ditemukan di tepi jalan salah satu kecamatan di Bogor

BOJONGGEDE–RADAR BOGOR,Menerapkan lara­ngan penggunaan kantong plastik di Bumi Tegar Beriman menjadi hal yang ti­dak bisa ditawar-tawar lagi. Hasil peneli­tian Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan dominannya jenis sa­m­pah plastik dari jenis sampah lainnya.

Jika diasumsikan dari data terakhir Di­nas Lingkungan Hidup (DLH) Kabu­pa­ten Bogor, sampah plastik di Kabupa­ten Bogor menembus angka 20.139 ton selama 2017.

Bukan hanya sekadar hitungan angka, fakta itu terlihat dari kotornya aliran air pada mayoritas sungai di Kabupaten Bogor. Kondisi paling parah terlihat di Kalibaru Kecamatan Bojonggede. Sampah plastik menumpuk di sungai yang ber­lokasi di Kampung Bambu Kuning, Desa Bojongbaru Kecamatan Bojonggede itu membuat aliran airnya tersendat.

Padahal, baru dua bulan lalu 30 truk sampah dikerahkan oleh DLH Kabupaten Bogor untuk mengangkut sampah di Kalibaru. Kasi Penanganan Sampah pa­da DLH Kabupaten Bogor, Dyan Heru meng­anggap hal itu disebabkan lanta­ran gaya hidup masyarakat Bumi Te­gar Beriman yang belum peduli terhadap lingkungan.

“Kebiasaan dari masyara­­kat kita yang belum terbiasa memilah sam­pah dari sumbernya,” ucapnya kepada Radar Bogor, Kamis (10/1).

Ketika masyarakat sudah bisa memilah sampahnya mulai dari rumah tang­ga, menurutnya bukan hanya bisa mem­be­ri­kan keuntungan bagi lingkungan. Me­lainkan juga keuntungan sebagai nilai ekonomis. Contohnya, masyarakat bisa menukarkannya ke bank sampah yang belakangan digaungkan oleh mayo­ritas daerah di Provinsi Jawa Barat.

Menurut pria yang akrab disapa Heru itu, di beberapa daerah bahkan sudah memberlakukan pembayaran listrik menggunakan sampah rumah tangga.

“Mudah-mudahan bisa mengubah kebiasaan masyarakat terhadap pena­nganan sampah,” kata Heru.

Gagapnya masyarakat dalam menang­gulangi sampah bukan faktor tung­gal membeludaknya sampah di Kabupaten Bogor. Heru mengatakan, DLH Kabu­pa­ten Bogor masih terkendala minimnya armada angkutan sampah.

Untuk me­layani 5,8 juta jiwa, idealnya Pemkab Bo­gor memiliki 580 truk sampah. Kenya­taannya, hingga kini DLH Kabupa­ten Bogor hanya memiliki sebanyak 156 truk sampah. “Standarnya satu truk menangani 10 ribu jiwa,” bebernya.

Jika armada ditambah, tak lantas me­nyelesaikan masalah. Problem lain­­n­ya, wilayah dengan 40 Kecamatan ini ter­lampau luas. Sedangkan Tempat Pem­buangan Akhir (TPA) yang dimi­li­ki Ka­bu­paten Bogor hanya satu loka­si, yakni di Galuga, Kecamatan Ci­bungbulang.

Idealnya, truk-truk sampah itu mo­bi­li­tas di jarak 25 kilometer. Yang terja­di, mobilitasnya lebih dari 25 kilome­ter, seperti halnya dari Tanjungsari yang berlokasi di bagian timur Kabupa­ten Bogor ke Galuga yang lokasinya di se­be­lah barat Kabupaten Bogor.

“Seha­rus­nya ada terminal antara, nanti akan menjadi tempat sementara dulu un­tuk penampungan sementara, baru ke TPA,” cetusnya.

Untuk itu, Heru mendukung Bupati Ade Yasin segera menerbitkan Perbup terkait Bogor Antiplastik (Antik). Meski berat sampah Kabupaten Bogor me­nga­lami penurunan di 2017, jumlah­nya tetap tinggi. Pada 2014 beratnya 153.131 ton, pada 2015 naik menjadi 156.007 ton, pada 2016 jumlahnya kembali naik menjadi 156.650 ton, dan di 2017 sedikit menurun jadi 154.916 ton.(fik/c)