JAKARTA-RADAR BOGOR, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) melaporkan jika volume sampah di Tanah Air terus mengalami peningkatan. Sebut saja di perkotaan, volumenya sudah mencapai 38,5 juta ton per tahun.
“Ini pertumbuhannya 2-4 persen per tahun,” kata Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Nirwala Dwi Hariyanto dalam diskusi di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/12).
Secara nasional, lanjut Nirwala, volume sampah sudah mencapai 200 ribu ton per hari. Jumlah tersebut dianggap semakin membengkak diikuti dengan potensi pertumbuhan jumlah sampah plastik di perkotaan.
Bahkan, penelitian di Bantargebang menunjukkan, sebanyak 17 persen di dominasi oleh sampah plastik. Dari jumlah itu, 62 persennya merupakan kantong belanja plastik (KBP)
“Kalau dilihat sampahnya organik 68 persen, karet, kain, baja 18 persen, kertas 9 persen,” kata Dwi.
Berdasarkan asal sampahnya, lanjutnya, kontribusi terbesar disumbang oleh rumah tangga sebanyak 48 persen, kemudian pasar tradisional 24 persen, kawasan komersial 9 persen. Untuk itu, ia menilai pemerintah perlu mengendalika peningkatan tersebut melalui kebijakan fiskal.
“Dengan kondisi tersebut, sudah saatnya pemerintah melakukan intervensi. Salah satunya, kalau rapat-rapat nggak boleh pakai kemasan plastik,” tandasnya.
(hap/JPC)
