25 radar bogor

Dua Kali Dipalak Pengunjuk Rasa, Sosiolog UI Ini Minta Aparat Proaktif

Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo meminta aparat bertindak tegas terhadap aksi unjuk rasa yang disertai pemalakan. Kejadian itu pernah dialaminya. (Juneka Mufid/JawaPos)

JAKARTA-RADAR BOGOR,Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo meminta aparat bertindak tegas terhadap aksi unjuk rasa yang disertai pemalakan. Kejadian itu pernah dialaminya.

“Saya pernah mengalami sendiri, didemo dan ujung-ujungnya dimintai uang,” ungkap Imam di Jakarta, Selasa (18/12).

Aksi unjuk rasa yang menimpa dirinya, jelas Imam, tak lepas dari sebuah lembaga sosial yang didirikannya. Melalui lembaga tersebut, ia sebenarnya membantu pembangunan SMKN Tegal Waru, Purwakarta yang saat itu memperoleh bantuan Kemendikbud dan juga beberapa BUMN, seperti PTPN 8, PT Krakatau Steel dan PT Semen Tiga Roda.

Bantuan itu, menurut Imam, ada yang berupa lahan dan juga dana. Bantuan lahan yang diterima seluas 5 hektare sedangkan dana sebesar Rp 10 miliar. Pada saat itu, Imam juga mengundang KPK dan pihak kejaksaan guna melakukan sosialisasi dan monitoring.

Tak diduga, proses pembangunan itu justru mengundang aksi unjuk rasa kelompok tertentu. Mereka menuding Imam melakukan pelanggaran, seperti proses lelang, kontraktor, dan asuransi pegawai.

“Aksi itu juga diliput media, namun anehnya saya tidak pernah diwawancarai. Ternyata, ujung-ujungnya mereka meminta uang,” jelasnya.

Tidak hanya sekali, aksi serupa juga terjadi ketika Imam membantu Sekolah Dasar (SD) Pondok Kacang, Tangerang Selatan. Ketika itu, sejumlah orang juga melakukan aksi unjuk rasa. Tapi seperti juga unjuk rasa soal SMKN di Purwakarta, para pendemo terkait SD tersebut juga meminta sejumlah uang.

“Aksi unjuk rasa yang disertai pemalakan memang marak belakangan ini. Sasarannya sangat luas, termasuk swasta, pemerintahan, dan juga lembaga sosial seperti yang pernah dialaminya,” paparnya.

Dalam konteks itulah, Imam berharap agar aparat dapat bertindak tegas. Tidak hanya menunggu laporan, sebaiknya aparat juga proaktif, ketika menemukan indikasi kuat bahwa terjadi pemerasan di balik aksi unjuk rasa.

“Selain itu, Dewan Pers juga diharapkan bertindak tegas jika ditemukan oknum wartawan yang bekerja sama dengan pendemo terkait tindak pemerasan,” pungkasnya.

(jpg/JPC)