25 radar bogor

Jokowi ke Aceh, PDIP: Ini Bukti Fitnah Anti-Ulama dan Anti-Islam Hoaks

Presiden Joko Widodo dinilai berhasil mendongkrak sektor ekonomi secara signifikan (Dok.JawaPos)
Presiden Joko Widodo dinilai berhasil mendongkrak sektor ekonomi secara signifikan (Dok.JawaPos)

JAKARTA-RADAR BOGOR,Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kenegaraan ke Nangroe Aceh Darusalam (NAD). Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ramond Dony Adam, kunjungan Presiden Jokowi merupakan suatu wujud nyata kepeduliannya terhadap kemajuan daerah yang berpenduduk mayoritas beragama Islam.

“Saya sangat mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang langsung datang sendiri untuk meresmikan pembangunan jalan tol yang merupakan bagian dari program tol Trans-Sumatera itu,” ujar Ramond di Medan, Sumatera Utara, Jumat (14/12).

Ramond mengaku dengan dilakukanya peletakan batu pertama ini, maka sebaiknya semua pihak harus mengakui kerja nyata pemerintahan Jokowi dalam membangun serta memajukan Provinsi Aceh.

Sebelum melakukan peletakan batu pertama, Presiden terlebih dahulu melakukan pertemuan dengan para ulama kharismatik Aceh, dan di dalam pertemuan itu, dibahas soal RUU Pesantren.

“Ini membuktikan bahwa isu anti-ulama dan anti-Islam yang seringkali diarahkan kepada Pak Jokowi dan PDIP sama sekali tak benar,” ‎kata calon Anggota DPR PDIP dari Dapil Aceh I.

Ramond mengaku tahu benar kondisi gawatnya isu dan kebohongan demikian di masyarakat. Isu dan fitnah sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang ingin memperoleh simpati dengan menghalalkan segala cara.

Padahal, faktanya, ketika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri menjadi presiden, maka posisi wakil presidennya diisi oleh ulama asal PPP, Hamzah Haz di pemilu 2004.

“Kemudian Ibu Megawati maju sebagai capres bergandengan dengan ulama NU Hasyim Muzadi sebagai cawapresnya,” ‎ungkapnya.

Dengan demikian, terbukti jelas bahwa baik PDIP, maupun Presiden Jokowi, betul-betul serius membangun negeri berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Kebhinekaan, dan NKRI, dengan tak melihat asal sukunya, agamanya, dan rasnya.

“Di masa pemerintahan ibu Megawati lah provinsi NAD dengan menjalankan syariat Islam seutuhnya lewat pemberian otonomi khusus bagi. Hal itu tertuang dalam UU Nomor 18/2001,” tuturnya.

Oleh sebab itu Ramond menyerukan, sudah saatnya hentikan yang namanya menyebarkan berita hoaks, apalagi dengan membawa-bawa isu agama. Bagi dia sangat sepakat jika agama dijadikan landasan dalam berpolitik. Namun janganlah agama dijadikan alat pemuas nafsu politiknya sementara untuk merebut kekuasaan.

“Semoga kedatangan Presiden Jokowi di Aceh, dapat membawa angin sejuk dan damai serta pemahaman positif. Sebagaimana kita ketahui, peran ulama sangat dibutuhkan sebagai pilar pemersatu bangsa dan negara ini,” pungkasnya.

(gwn/JPC)