25 radar bogor

Suporter Rusuh di Stadion Sultan Agung, PSIM Kena Cekal Bupati Bantul

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kerusuhan yang terjadi menjelang akhir laga antara PS TIRA melawan PSIM Jogjakarta di Stadion Sultan Agung (SS) dua hari lalu berbuntut panjang. Bupati Bantul geram dengan ulah suporter PSIM yang bikin rusuh. PSIM pun terancam tak bisa main di SSA lagi.

Bupati Bantul, Suharsono, geram terhadap kerusuhan yang terjadi di Stadion Sultan Agung, Selasa (11/12). Menurutnya ini bukan kali pertama kerusuhan yang dilakukan oleh pendukung PSIM.

“Waktu tanding dengan PSS juga kan (rusuh),” katanya ditemui Radar Jogja (Jawa Pos Group) di gedung induk lantai tiga Parasamya, Rabu (12/12).

Suharsono menegaskan, jika PSIM tidak jera dengan sanksi yang telah diberikan, ada kemungkinan mereka dilarang bermain di SSA. Suharsono benar-benar menyayangkan hal tersebut .”Dengan PS TIRA saja seperti itu, apalagi dengan klub umum,” sindirnya.

Dia menegaskan kalau memang suporter PSIM tidak bisa dikendalikan, klub Kota Jogjakarta itu terancam tak bisa bermain lagi di SSA. Menurutnya, pertandingan olahraga seharusnya menjadi hiburan bagi masyarakat. Sangat disayangkan jika terjadi kerusuhan.

Di sisi lain, Wakapolres Bantul Kompol Ahmad Nanang Prabowo mengatakan, pihaknya sudah memaksimalkan pengamanan pertandingan. Dia menegaskan tak ada yang bisa mengintervensi PSIM untuk tidak bermain di SSA.

“Ya kan, bukan PSIM yang rusuh. Tapi suporternya. Itu beda tidak bisa disatukan,” katanya.

Disinggung soal isu kerusuhan tersebut sudah direncanakan, Nanang menyatakan mendengar hal yang sama. Kendati begitu, dia tidak bisa memastikan hal tersebut. Lantaran belum terbukti kebenarannya. “Yang jelas, saat pertandingan itu, kerusuhan ada pemicunya,” jelasnya.

Nanang menegaskan tak ada penetapan tersangka untuk kejadian ini. Lantaran belum ada laporan dari pihak mana pun. Sebenarnya, kata dia, laporan bisa dilakukan oleh Dikpora yang menjadi pihak yang dirugikan. Bisa juga laporan dari pihak korban, ataupun kepolisian dengan laporan kerusuhan.

“Tapi ya itu, akan janggal ketika pembuat laporan malah polisi. Korbannya kan baik-baik aja,” katanya.

(ega)