25 radar bogor

Rieke Oneng Minta 2,5 Persen Laba BUMN Disumbang ke Mahasiswa

Anggota Komisi VI DPR RI RIeke Diah Pitaloka saat berkunjung ke Mesir.

JAKARTA-RADAR BOGOR, 15 perusahaan asal Indonesia tengah mengikuti pameran dagang intra-Afrika (Intra-Africa Trade Fair/IATF) 2018 digelar di Kairo, Mesir. Dari 15 perusahaan itu, terdapat tiga perusahaan pelat merah yang ikut berpartisipasi. Dalam pertemuan bisnis yang difasilitasi KBRI Cairo pada 11 Desember, sejumlah potensi transaksi berhasil diraih.

PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero) meraih nilai potensi transaksi penjualan kelapa sawit mencapai USD 90 juta atau Rp 1,3 triliun (kurs Rp 14.500). Lalu, PT Pertamina Lubricants yang memasarkan pelumas kendaraan meraih potensi transaksi USD 6 juta.

Selanjutnya, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia membukukan potensi penjualan kopi dan kelapa sawit senilai USD 5,4 juta. Eksportir kelapa sawit dan turunannya, PT AK Goldenesia juga ikut meraih potensi transaksi USD 370 ribu.

Dan tidak ketinggalan, PT Dahlia Kusuma Utama, produsen pupuk organik mencatatkan potensi transaksi senilai USD 250 ribu. Dengan demikian, total potensi transaksi yang berhasil dibukukan pada hari kedua pelaksanaan IATF 2018 sudah mencapai USD 102,02 juta atau sekitar Rp 1,48 triliun.

Anggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka mengatakan para BUMN yang berhasil meraih kontrak diminta menyisihkan laba untuk membantu kehidupan mahasiswa asal Indonesia di Mesir.

Lebih lanjut, Rieke menyatakan optimistis nilai potensi kontrak dagang yang diraih perusahaan Indonesia akan terus melonjak. Karena itu, dirinya mengingatkan agar para BUMN kelak dapat menyisihkan laba bagi pendidikan mahasiswa Indonesia di Mesir. Dana tersebut, lanjut dia, dapat disalurkan melalui KBRI Cairo yang memiliki program infaq dan shadaqah pendidikan di Mesir.

“Sumbangan 2,5 persen dari laba kontrak dagang yang diraih BUMN dalam IATF sudah sangat membantu kehidupan mahasiswa kita. Dan saya yakin Presiden Jokowi juga akan mendukung program peningkatan kesejahteraan mahasiswa Indonesia di Mesir,” tandas Rieke.

Menanggapi usul Rieke, Duta Besar Indonesia untuk Mesir Helmy Fauzi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi BUMN maupun perusahaan Indonesia yang berkeinginan membantu mahasiswa Indonesia di Mesir. Sebab, lanjut dia, mayoritas mahasiswa yang studi di Negeri 1000 Menara ini datang dengan biaya sendiri.

Dalam catatan KBRI Cairo, data per September 2018, terdapat 5.086 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar ke Mesir, dan sekitar 57,4 persen (2.921 orang) tercatat sebagai mahasiswa S-1. Mayoritas dari pelajar dan mahasiswa Indonesia ini studi dengan biaya sendiri/non beasiswa (82,7 persen atau sekitar 4.207 orang).

Untuk 2018 ini, jumlah mahasiswa Indonesia yang lolos seleksi dan akan memulai studi di Universitas Al-Azhar sebanyak 2.010 orang. Dan hanya sebagian kecil dari mereka berstatus sebagai penerima beasiswa.

“Bantuan dana pendidikan yang diberikan perusahaan ataupun BUMN ini akan sangat membantu mahasiswa kita di sini untuk dapat lebih berprestasi. Dan jika dipercaya, kami sangat siap untuk membantu pengelolaan bantuan pendidikan itu,” kata Helmy.

(uji/JPC)