JAKARTA-RADAR BOGOR, Pada 18 Desember nanti masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) dimulai. Masa angkutan yang berlangsung 22 hari itu memiliki pola yang berbeda dengan masa angkutan mudik Lebaran. Meski demikian, Kementerian Perhubungan sebagai regulator telah melakukan persiapan.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Hengki Angkasawan menuturkan, rata-rata moda transportasi mengalami kenaikan 4-7 persen dalam periode Nataru kali ini. Dia menyatakan, kepadatan akan mengarah ke Indonesia Timur. Berbeda dengan masa angkutan mudik.
Meski demikian, moda angkutan umum darat mengalami penurunan. Kasubdit Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Perhubungan Darat Avi Mukti Amin menyampaikan, penurunan mencapai 2,5 persen. Dia menjelaskan, penurunan tersebut disebabkan banyaknya pengguna kendaraan pribadi. “Pada saat Nataru ini tidak mudik, tapi ke tempat wisata. Kawasan tol Cikampek, Ciawi, dan Merak menjadi perhatian,” ungkapnya.
Pada Nataru kali ini, Direktorat Perhubungan Darat memberikan intruksi pembatasan angkutan barang. Untuk periode Natal, pembatasan berlaku pada 21-22 Desember dan 25 Desember. Untuk periode tahun baru, pembatasan kendaraan berlaku pada 28-29 Desember dan 1-2 Januari 2019. “Truk lebih dari 3 sumbu dan mobil barang dengan tempelan tidak boleh masuk 6 tol dan 6 jalan nasional,” tegasnya.
Enam jalan tol itu adalah Jakarta-Merak, Jakarta Outer Ring Road, jalan tol Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta-Cikampek-Brebes Timur, Jakarta-Purbaleunyi, dan Bawean-Salatiga. Enam jalan nasional yang tidak boleh dilalui adalah Bawen-Salatiga, Pandaan-Malang, Mojokerto-Caruban, Probolinggo-Lumajang, Denpasar-Gilimanuk, dan Tegal-Purwokerto.
Avi memastikan, kendaraan sudah menjalani ramp check. Pengecekan itu dimulai pada 26 November hingga 15 Desember nanti. Ditargetkan ada 20 ribu bus yang diperiksa.
Di sektor udara, persiapan armada atau ramp check berlangsung sejak Oktober lalu. (lyn/agf/c5/agm)
