25 radar bogor

Miris! Warga Perbatasan Bogor-Bekasi Masih Gunakan Jembatan Apung

Warga perbatasan Kabupaten Bogor-Bekasi, tepatnya di Desa Bojongkulur, masih mengandalkan jembatan apung sebagai akses transportasi.

GUNUNGPUTRI-RADAR BOGOR, Meski Kabupaten Bogor dan Bekasi, masuk daerah dengan tingkat perekonomian cukup tinggi di Indonesia, bukan berarti semua infrastrukturnya memadai.

Hal itu bisa dilihat di sudut kawasan Metropolitan Cibubur. Rupannya masyarakat di sana masih mengandalkan akses jalan tradisonal alias tertinggal.

Jembatan apung yang beada di atas Sungai Cileungsi ini sebagai akses penghubung masyarakat Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi. Jembatan ini terbuat dari batangan kayu dengan panjang 30 meter dan mengapung dengan drum.

Jembatan tersebut menghubungkan Desa Bojongkulur, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, dan Desa Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi.

Menurut penjaga jembatan Slamet Bogo (33), jembatan ini baru dibangun sekitar bulan Agustus 2018. Kedua belah kampung menyepakati dan mendukung selama pembangunan. Pembangunan jembatan ini adalah opsi dari transportasi rakit yang mulai rusak.

Lanjut Bogo, saat ini jembatan hanya bisa dilalui dua sampai tiga motor. Kondisi ini memaksa warga bergantian agar bisa melintas ke seberang sungai. Alasan pembangunan akses ini, kata Bogo, lantaran tingginya aktifitas warga di kedua wilayah baik Bekasi maupun Kabupaten Bogor.

Waktu masih mengunakan rakit, kata dia, dalam sehari warga melalui akses ini bisa mencapai 1.000 kali penyebrangan. Sekarang, warga hanya cukup antre dengan tertib bergiliran agar tidak kelebihan beban muatan.

Sementara itu, Kepala Desa Bojong Kulur, Firman Riansyah menuturkan, pemerintah desa mengakui kebutuhan akses jalan di kedua wilayah tersebut cukup tinggi dan sudah seharusnya dibangun jembatan permanen. “Selain akses, saat ini pemerintah sedang fokus membenahi ekosistem sungai yang tercemar,” pukasnya.(don/c)