25 radar bogor

Teramat Sadis! Begini Cara KKSB Habisi Nyawa Juru Masak Pekerja Proyek di Papua

Ilustrasi TNI di Papua
Pasukan TNI dan Polri mengevakuasi jenazah korban kebiadaban dari Kelompok Separatis Papua. (Polres Jayawijaya for Cederawasih Pos/Jawa Pos Group)

JAYAPURA-RADAR BOGOR, Satu lagi fakta menyedihkan terungkap dalam kasus pembunuhan di Nduga, Papua. Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kagoya ternyata tidak hanya membantai para pekerja proyek jembatan. Kelompok separatis itu juga tega menghabisi juru masak proyek secara sadis.

Hal itu terungkap setelah tim gabungan TNI-Polri berhasil mengevakuasi satu jenazah kemarin. Jenazah korban KKSB itu dibawa dari Distrik Yigi ke Wamena.

KKB Masih Eksis di Papua, Kepolri: Setiap 1 Desember Pasti Menunjukan Eksistensinya

Berdasar hasil identifikasi dan otopsi, jenazah tersebut bernama Matius Palinggi. Pria asal Sulawesi Selatan itu adalah karyawan PT Istaka Karya yang bertugas sebagai juru masak. Matius-lah yang memenuhi kebutuhan makanan kelompok pekerja di Distrik Yigi.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menuturkan, Matius Palinggi sebenarnya termasuk satu di antara sebelas pekerja PT Istaka Karya yang sempat lolos dari tembakan membabi buta KKSB. Saat itu ada sebelas pekerja yang pura-pura mati. Saat gerombolan KKSB hendak pergi, sebelas orang itu berusaha lari. Namun, upaya mereka ketahuan.

KKSB akhirnya memburu sebelas orang tersebut. KKSB berhasil menangkap enam orang, termasuk Matius Palinggi. Dia pun dieksekusi dengan sadis. Berdasar hasil otopsi, ditemukan luka pada bagian dada dan leher. “Dia (Matius Palinggi) dibacok, lalu digorok (di leher, Red),” kata Aidi.

KKB Bunuh 31 Pekerja Proyek yang Ingin Bangun Papua, Polri: Kita Kejar!

Temuan jenazah Matius Palinggi tidak menghentikan langkah petugas gabungan TNI-Polri di Distrik Yigi. Sampai kemarin, mereka masih mencari empat orang lainnya. Dua orang diduga sudah meninggal dan dua lainnya masih hilang. Empat orang tersebut belum ditemukan meski petugas sudah menguasai Distrik Yigi.

Berdasar laporan dari distrik itu, kemarin petugas mendapati tiga pekerja bangunan lain. Seluruhnya ditemukan dalam kondisi selamat. Namun, mereka bukan bagian pekerja PT Istaka Karya. Sebab, nama ketiganya tidak ada dalam data milik badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.

Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Infanteri Dax Sianturi menyampaikan, jenazah Matius Palinggi dibawa dari Distrik Yigi ke Wamena dengan memakai helikopter milik TNI-AD. “Selanjutnya, dibawa menuju RSUD Wamena untuk dilakukan visum dan identifikasi,” ungkap dia kemarin.

Dax menjelaskan, nama Matius Palinggi sempat masuk data korban selamat. Namun, setelah berkali-kali diverifikasi TNI-Polri, korban selamat atas nama Matius Palinggi ternyata bernama Simon Tandi. “Terjadi kesalahan pencatatan nama oleh PT Istaka Karya saat evakuasi korban selamat,” terang Dax. Untuk sementara, jenazah Matius Palinggi disemayamkan di aula Makodim 1702/Wamena.

Rencananya hari ini (11/12) jenazah tersebut diterbangkan dari Wamena ke Jayapura. Selanjutnya, jenazah dibawa ke Makassar. “Jenazah Matius Palinggi akan dimakamkan di kampung halaman,” jelas Dax.

Lebih lanjut, Aidi menyampaikan bahwa TNI-Polri belum menentukan sampai kapan pencarian dilaksanakan. Selama masih ada kemungkinan, mereka akan terus mencari. Kalaupun empat pekerja PT Istaka Karya yang menjadi target mereka tidak kunjung ditemukan, petugas yang sudah berada di Distrik Yigi tidak kembali. “Pengejaran KKSB tetap dilanjut,” tegas dia.

Perwira menengah TNI-AD itu menjelaskan, aparat keamanan sudah siap membantu PT Istaka Karya apabila pengerjaan jembatan di Distrik Yigi diteruskan. “Harus tetap dilanjutkan. Kita tidak boleh mundur. Masak negara mundur sama pemberontak seperti itu,” paparnya.

Aidi memang belum tahu pasti kapan proyek jembatan yang digarap PT Istaka Karya kembali berjalan. Yang pasti, Mabes TNI sudah meminta segera dilanjutkan. Hal itu sesuai dengan arahan panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurut Aidi, panglima TNI sudah meminta prajurit TNI di Papua mengawal pembangunan jembatan di Distrik Yigi. “Itu kan perintah presiden, kemudian panglima TNI. Bahwa minggu depan, berarti minggu ini (pekerjaan dilanjutkan, Red),” imbuhnya. “Kami belum tahu harinya kapan dimulai. Yang jelas, koordinasi sudah ada,” tambah dia.

Sesuai tugas, Aidi memastikan bahwa TNI hanya akan menjaga para pekerja. Mereka tidak lagi ikut membangun jalan trans-Papua. Sebab, tugas dan tanggung jawab itu sudah mereka tuntaskan. Berkaitan dengan sistem dan skema pengamanan, dia menjelaskan, pengamanan para pekerja oleh TNI dilaksanakan melekat. “Jadi, sistem pengamanan yang kami lakukan ikut bergabung sama kelompok pekerja,” terangnya.

Aidi mencontohkan, ketika hendak memulai pekerjaan, prajurit TNI lebih masuk area pembangunan. Demikian pula saat pekerja selesai bertugas. Prajurit TNI lebih dahulu bertolak ke base camp guna memastikan lokasi istirahat tersebut aman.

Berapa jumlah personel pengamanan untuk setiap kelompok pekerja? Dia menuturkan, jumlahnya disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan. “Bergantung kebutuhan,” kata dia. Dengan begitu, personel pengamanan untuk satu kelompok pekerja dengan kelompok pekerja lain bisa berbeda. Sebab, kondisi, situasi, dan kebutuhan di lapangan berbeda-beda.

Aidi mengakui, potensi gangguan terhadap proyek yang dikerjakan pemerintah tidak hilang meski para pekerja sudah dijaga aparat keamanan. “Tidak 100 persen aman. Kami sering dapat gangguan,” ujarnya. Hanya, potensi jatuhnya korban jiwa bisa ditekan sekecil-kecilnya apabila ada pengamanan TNI di lokasi proyek. Dengan begitu, kejadian serupa di Distrik Yigi tidak akan terulang.

Sekretaris Perusahaan PT Istaka Karya Yudi Kristanto mengakui bahwa peran serta TNI maupun Polri sangat penting. “Peran sertanya adalah men-support kegiatan kami di sana. Melindungi, menjaga para pekerja,” paparnya.

Karena itu, jaminan dari TNI-Polri untuk mengamankan pembangunan jembatan di Distrik Yigi dinilai sangat berarti oleh PT Istaka Karya selaku kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut. Meski insiden yang terjadi pekan lalu menyisakan trauma, mereka percaya jaminan dari TNI-Polri mampu membantu menuntaskan tugas. “Satu minggu ini kami konsolidasi persiapan pekerjaan lanjutan,” ungkap Yudi.

(syn/c10/oni)

#separatis papua