25 radar bogor

Mendes: Kenaikan Penghasilan Warga Desa Dimanfaatkan Bandar Narkoba

Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencatat pendapatan per kapita warga desa meningkat sepanjang 2014-2018. Rata-rata peningkatan warga desa sebesar 6,13 persen per tahun dari 2015-2017.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pendapatan warga desa pada 2014 sebesar 572.586 per bulan, kemudian menjadi 804.071 per bulan pada 2018.

Mendes PDDT Eko Putro Sandjojo mengatakan, kenaikan pendapatan per kapita warga desa justru dimanfaatkan oleh bandar narkoba sebagai pangsa pasar. Dengan kenaikan itu, daya beli secara otomatis juga ikut meningkat.

“Narkoba memang yang harus diantisipasi, dengan pendapatan yang meningkat peluang narkoba itu masuk meningkat. apalagi peningkatan pendapatan hampir 50 persen, daya beli naik. Ini dilihat akan menjadi market bagi bandar,” ujarnya di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (10/12).

Oleh karena itu, pihaknya saat ini telah menjalin kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk terus menekan penggunaan barang haram tersebut.

“Kemendes sudah melakukan kerja sama dengan BNN. Ini dilakukan agar bisa menekan pengguna narkoba yang cukup marak di desa-desa,” jelasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pendataan terkait potensi desa (Podes) 2018 terhadap 83.931 wilayah administrasi setingkat desa. Menariknya, masih ada desa-desa yang paling banyak terjadi penyalahgunaan narkotika dan perkelahian.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, masih ada sekitar 14,99 persen desa yang terjadi penyalahgunaan narkoba. Sementara itu, 3,75 persen masih sering terjadi perkelahian. “Ke depan kita punya tanggung jawab rasa kesatuan dan persatuan dalam menjaga keamanan. Kita juga harus menangkal berita hoax yang bisa menimbulkan perpecahan,” tuturnya.

Dari jumlah tersebut, desa-desa di wilayah Sumatera, Jawa Timur, Aceh menjadi yang paling sering terjadi penyalahgunaan narkotika. Sementara itu Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi wilayah yang sering terjadi perkelahian.

(hap/JPC)