25 radar bogor

4 Tahun Program Tol Laut Berjalan, Seberapa Efektif Bagi Pengusaha ?

Program tol laut Jokowi

JAKARTA-RADAR BOGOR, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) empat tahun lalu mencanangkan kemajuan maritim Indonesia yang salah satunya dengan membangun tol laut. Tujuannya, membangun transportasi laut dengan kapal atau sistem logistik kelautan dengan pelayanan maksimal dari Sabang hingga Merauke.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengapresiasi, tujuan dari program sangat bagus untuk mengurangi biaya logistik dan untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi di wilayah timur dan barat. Namun, Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan hal tersebut harus diikuti upaya pertumbuhan di timur sendiri.

“Kan problemnya barang itu lebih banyak diangkut hanya satu sisi dari barat ke timur. Tapi dari timurnya ngga ada komoditas yang dibawa ngga cukup besar,” ujar Ketua Apindo Haryadi Sukamdani kepada JawaPos.com Kamis (6/12).

Hariyadi mengaku, untuk dapat mencapai kesuksesan tol laut dan dapat dirasakan manfaatnya membutuhkan waktu. Maka dari itu, Presiden Jokowi membangun infrastruktur besar-besaran di wilayah Indonesia Timur.

“Makanya pak presiden membangun infrastruktur besar-besaran seperti itu di Papua dan sebagainya sebenarnya tujuannya kesana. Jadi tol laut itu ide nya memang bagus hanya membutuhkan waktu,” tuturnya.

Dia menegaskan, pertumbuhan di wilayah Indonesia timur sendiri tidak mudah karena kesediaan infrastukturnya yang kurang mendukung seperti ketersediaan pasokan listrik hingga akses jalan yang kurang baik. Sehingga masih ada kesenjangan harga pangan antara wilayah timur dan barat. Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional menunjukkan, harga daging ayam di Kalimantan Utara, Papua dan Maluku sebesar Rp 43.250, Nusa Tenggara Timur (NTT) Rp 49.350 per kilogram (kg).

Sementara itu, DKI Jakarta mencatat harga sebesar Rp 38.500 per kg dan Jawa Barat sebesar Rp 35.400 per kg. Tidak hanya itu, harga minyak goreng juga tercatat masih mahal di sejumlah wilayah. Seperti di Papua, harga minyak mencapai Rp 15.050 per liter, Kalimantan Timur Rp 16.400 per liter dan Maluku mencapai Rp 15.800 per liter. Sedangkan di Jawa Barat, harga minyak tercataat sebesar Rp 12.350 per liter dan DKI Jakarta Rp 12.950 per liter.

Meskipun demikian, Hariyadi menuturkan, program tol laut ini cukup membantu bagi para pengusaha dari segi biaya operasional. Dengan adanya tol laut, cukup mengurangi biaya logistik sehingga biaya menjadi murah. Dengan begitu perusahaan dapat melakukan ekspansi pasar yang lebih luas.

“Iya dari skala ekonomi kan akan lebih bagus dari segi produsen akan lebih murah bisa melakukan ekspansi pasar dan penyebaran masyarakatnya sendiri akan lebih bagus. Masalah keadilan tapi secara skala ekonomisnya akan lebih baik,” tandasnya.

Perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran, transportasi, dan logistik, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) pun menanggapi positif terhadap kebijakan tol laut. Corporate Secretary Imelda Agustina Kiagoes mengatakan, tol laut menguntungkan bagi perusahaan karena pemerintah akan mengembangkan seluruh pelabuhan nusantara.

Menurutnya, produksi industri akan lebih maju dan progresif sehingga memerlukan banyak armada kapal. Dengan begitu secara keseluruhan dimana perusahaan tidak hanya mengangkut mineral namun juga penumpang dan konsumen dapat diuntungkan.

Sebagai informasi, konsep kemaritiman milik Jokowi-JK itu dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Ada beberapa rencana yang dituangkan dalam RPJMN tersebut. Pertama, mengembangkan dan membangun 24 pelabuhan hingga tahun 2019. Targetnya, rata-rata per tahun harus dibangun sekitar 5 pelabuhan.

Kedua, mengembangkan 210 pelabuhan penyebrangan. Ketiga, pembangunan atau penyelesaian 48 pelabuhan baru yang harus selesai pada 2016 dan total 270 pelabuhan pada 2019.

“Industri-industri akan lebih memajukan, antar pulau-pulau termasuk pulau-pulau yang jauh jadi akan bisa terhubung sehingga memerlukan banyak armada kapal. Armada kapal tidak hanya mengangkut mineral tapi juga people and goods. Sehingga secara keseluruhan kami sbg perusahaan pelayaran akan sangat diuntungkan,” kata Imelda.

Namun sayangnya, pihaknya belum dapat mengatakan seberapa besar program tol laut dapat memangkas biaya operasional perusahaan.

“Maaf perkiraan percentage juga belum bisa dipaparkan. Belum bisa diperkirakan,” tutupnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan, keuntungan tol laut bagi para pengusaha dapat memangkas biaya operasional sekitar 30 persen. “Dari sisi cost memang ada lebih murah untuk feeder dari daerah timur menuju Pelabuhan laut Internasional (Makassar, Surabaya dan Jakarta),” tegas Beni.

Namun Benny mengungkapkan masih ada kendala yang perlu diperbaiki, yaitu rutinitas jadwal. Menurutnya, harus dibuat jadwal pasti keberangkatan untuk mempermudah kelancaran bisnis.

“Jadwal pasti itu. walaupun muatan belum penuh pun jadual berangkat ya harus berangkat. Toll laut hari keberangkatan kurang pasti harinya di pelabuhan kecil untuk muat barang,” tandasnya.

(mys/JPC)