25 radar bogor

Korban KDRT dan Kabur dari Rumah, Gadis Asal Bekasi Menggelandang di Citeureup

DISELAMATKAN:
DISELAMATKAN: Korban saat diselamatkan petugas Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Jumat (7/12/2018).

CITEUREUP-RADAR BOGOR, Remaja putri yang ditemukan terkapar di Citeureup, Kabupaten Bogor, Kamis (6/12/2018) lalu, ternyata diduga korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Korban diketahui bernama Apni (16). Remaja putri, anak pasangan Maman Rusmawan dan Yuliati ini sudah menjadi gelandangan di bilangan Citeureup. Ia diduga menjadi korban KDRT dan kabur dari rumah.

Untuk mencukupi hidupnya, ia mengais dari hasil mengemis dan meminta makan ke warga sekitar. Saat tidur, Apni memilih tidur di atas kardus dipelataran toko.

Apni baru diketahui setelah warga melapor ke petugas. Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Zainul Akhsanudin langsung terjun ke lokasi. Saat pertama kali ditemukan ada luka di bagian hidung dan lutut kakinya.

Diduga Korban Penganiayaan, Gadis 16 Tahun Ini Jadi Gelandangan dengan Kondisi Terluka

“Sepertinya ada KDRT juga. Masih dalam pantauan tim relawan Bekasi. Apabila ada indikasi KDRT, kami akan laporkan ke pihak berwajib. Saat dijemput, kami sudah kasih penguatan kekeluarganya. Termasuk info mengenai hukuman bagi kasus KDRT,” katanya kepada Radar Bogor, Jumat (7/12/2018).

Dari informasi yang didapat, Apni merupakan warga Kampung Pelaukan, Desa Karang Rahayu, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi. Menurut keterangan keluarga, kata Zainul, OT ini telah cekcok dengan kakaknya dan memutuskan kabur dari rumah.

“Saat sudah diketahui alamat. Maka kami melakukan Outreucher atau Penjangkauan ke alamat OT sebutkan. Dengan Jejaring kuat yang kami miliki 90 persen ketemu alamat mereka dan selanjutnya melakukan penguatan keluarganya agar mau menerima kembali,” katannya.

Dalam penanganan OT (Orang Terlantar), kata Zainul, TRC melakukan pendekatan dengan beberapa pihak, terutama puskesmas. Ini agar terindentifikasi apakah kondisi OT dalam kondisis sehat atau sakit. Selanjutnya, kata dia, untuk memberikan rasa aman, OT dibawa ke Balai Kesejahteraan Sosial (BKS) Tegar Beriman di Citeureup.

“Alhamdulillah, OT mendapatkan fasilitas yang sesuai SOP. Penanganan dalam proses sekitar dua minggu, mereka di assesment oleh Peksos apa yang terjadi pada diri OT. Sehingga semua akan terungkap asal dan siapa sebenarnya,” katanya.(don/c)