25 radar bogor

Isu Pembakaran Bendera Tauhid Untungkan Pasangan Prabowo-Sandi

JAKARTA-RADAR BOGOR,Isu pembakaran bendera tauhid oleh oknum Banser di Garut masih hangat dan terus diperbincangkan oleh masyarakat. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan, isu tersebut menjadi salah satu ‘amunisi’ yang mengguncang dalam pelaksanaan masa kampanye dua bulan terakhir.

Namun siapa sangka, isu yang telah dikenal sampai dengan 53,7 persen masyarakat itu ternyata memiliki dampak positif bagi salah satu paslon. Peneliti Senior LSI Rully Akbar menyebut, isu tersebut memberikan dampak positif kepada pasangan Prabowo-Sandiaga.

Dari hasil temuan LSI, isu pembakaran bendera tauhid memberikan efek positif kepada Jokowi-Ma’ruf hanya 46 persen. Sementara itu pasangan Prabowo-Sandi diuntungkan mencapai 75 persen. Artinya, pasangan disingkat PADI itu mengalami surplus positif mencapai 29 persen.

“Kasus pembakaran bendera tauhid/HTI paling banyak memberikan surplus positif terhadap Prabowo-Sandi,” kata Rully di Kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (6/12).

Menurut Rully, efek positif yang didapatkan Prabowo-Sandi dari isu tersebut lantaran ada benang merah antara pembakaran bendera tauhid dengan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf. Apalagi, pemerintah juga kerap membela terhadap isu tersebut.

“Pembakaran bendera tauhid kan kalau dibuat benang merahnya itu dilakukan oleh banser, terkait dengan NU, terkait dengan Ma’ruf Amin. Pemerintah pusat lebih banyak lembaga dan institusi besar banyak turun langsung malah menyoroti soal itu,” katanya.

Di sisi lain, kata Rully, timses Prabowo-Sandi menjadikan isu tersebut menjadi bagian dari isu yang penting untuk dibela. Mereka berusaha menunjukkan keberpihakannya terhadap penolakan pembakaran bendera tauhid. Itulah kenapa, paslon nomor urut 02 dicitrakan lebih positif dari isu tersebut.

“Tim Prabowo-Sandi melihat ini kan bagian dari mereka. Mereka ingin mengidentifikasi bahwa muslim adalah memilih Prabowo-Sandi,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, LSI melakukan survei untuk mengetahui isu paling populer dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen, dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 respoden seluruh Indonesia dalam rentang waktu 10-19 November 2018.

(aim/JPC)