25 radar bogor

Diduga Korban Penganiayaan, Gadis 16 Tahun Ini Jadi Gelandangan dengan Kondisi Terluka

Anna

CITEUREUP-RADAR BOGOR, Diduga jadi korban penganiayaan dan kabur dari rumah, Apni (16) remaja putri, anak pasangan Maman Rusmawan dan Yuliati ini, menjadi gelandangan di kawasan Citeureup.

Untuk mencukupi hidupnya, ia mengais dari hasil mengemis dan meminta makan ke warga sekitar. Saat tidur Apni memilih di atas kardus dipelataran toko.

Keberadaan Apni baru diketahui setelah warga melapor ke petugas. Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas Sosial Kabupaten Bogor Zainul Akhsanudin langsung terjun ke lokasi. Saat pertama kali ditemukan ada luka di bagian hidung dan lutut kakinya.

Apni saat mendapatkan perawatan medis

“Sepertinya ada KDRT juga, namun belum terungkap. Apabila ada indikasi KDRT kami akan laporkan ke pihak berwajib. Saat dijemput kami sudah kasih penguatan kekeluarganya termasuk info mengenai hukuman bagi kasus KDRT,” katanya kepada Radar Bogor, Jumat (7/12).

Dalam penanganan OT (Orang Terlantar), kata Zainul, TRC melakukan pendekatan dengan beberapa pihak terutama puskesmas agar terindentifikasi apakah OT dalam kondisis sehat atau sakit. Selanjutnya, kata dia untuk memberikan rasa aman OT dibawa ke BKS (Balai Kesejahteraan Sosial) Tegar Beriman di Citeureup.

“Alhamdulillah OT mendapatkan fasilitas yang sesuai SOP. Sekitar dua minggu mereka di assesment oleh Peksos apa yang terjadi pada diri OT sehingga semua akan terungkap asal dan siapa sebenarnya,” katanya.

Apni merupakan warga Kampung Pelaukan RT. 02/03, Desa Karang Rahayu, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi.

Menurut keterangan keluarga, kata Zainul, OT ini cekcok dengan kakaknya dan memutuskan kabur dari rumah.

“Saat sudah diketahui alamatnya. Maka kami melakukan Outreucher atau Penjangkauan ke alamat OT. Selanjutnya kami melakukan penguatan ke keluarganya agar mau menerima kembali,” katanya.

Lanjut Zainul, jika OT tidak diketahui asal usul dan keluarganya, maka akan disalurkan kepada panti yang siap menampung untuk diberikan pelatihan dan pemberdayaan agar pulih seperti sedia kala. Dengan prinsip dasar adalah memanusiakan manusia dan hidup untuk menghidupi.

“Untuk Penanganan OT kami biasanya dapat laporan baik dari warga, medsos maupun dari pihak aparat kepolisian. Selain OT kami juga menangani ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) atau lansia pengemis, yang tidak memiliki tempat tinggal ke panti dan kami kembalikan kepihak keluarga jika sudah menemukan alamatnya. ” pukasnya. (don)