25 radar bogor

Pakar ITB Sebut Gaya Komunikasi Jokowi Lebih Pentingkan Tampilan Luar

JAKARTA-RADAR BOGOR,Sejak awal masa pemerintahannya Presiden Joko Widodo (Jokowi) cenderung menggunakan model komunikasi yang mementingkan tampilan luar. Sehingga substansi dari pesan itu justru kabur.

Penilaian itu disampaikan oleh Pakar Semiotika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Acep Iwan Saidi saat menjadi pembicara dalam Topic Of The Week “Selasa-an” yang bertajuk “Carut Marut Komunikasi Kebijakan Jokowi: Konsistensi, Inkonsistensi dan Ambivalensi” di Seknas Prabowo-Sandi, Jakarta, Selasa (4/12).

“Pak Jokowi menggunakan model komunikasi yang lebih mengedapankan tampilan luarnya daripada substansinya. Dan itu dilakukan sejak awal pemerintahan hingga sekarang,” kata Acep.

Tak hanya saat masa pemerintahan, lanjut Acep, Jokowi juga bahkan sudah mulai menggunakan konseptual image yang selalu mengirimkan pesan pada citra itu sejak masa kampanye Pilpres 2014.Itu terlihat jelas dengan jargon-jargon pemerintahan Jokowi yang disampaikannya sejak awal.

“Misalnya tentang revolusi mental, kemudian Nawacita, poros maritim dunia dan tol laut. Semuanya jargon,” ujarnya.

Acep menilai, sejumlah konsep yang dicanangkan Jokowi, seperti revolusi mental, tentu mustahil untuk bisa diwujudkan dalam lima tahun kepemimpinannya. Konsep-konsep itu dimunculkan hanya karena terdengar menarik bagi publik.

“Kalau kita lihat, bagaimana mental bisa direvolusi, bagaimana mental bisa diubah dengan cepat. Kenapa ini diangkat, karena terdengar bagus. Kemudian poros maritim, tol laut, tentu daya tarik dari ‘judul-judul’ itu sangat luar biasa,” jelasnya.

Lebih lanjut, Acep kemudian menyoroti kebijakan infrastruktur Jokowi yang lebih fokus untuk digarap ketimbang revolusi mental. Menurutnya, justru infrastruktur lebih terlihat buktinya untuk diklaim sebagai keberhasilan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

“Periode pertama Pak Jokowi ini memang orientasinya untuk bisa berlanjut di periode kedua. Kenapa infrastruktur yang digarap, bukan mental? Karena infrastruktur ada jejaknya. Ini juga pembangunan yang tidak bisa dilepaskan untuk membangun citra itu,” paparnya.

Diketahui, selain Acep, dalam diskusi rutin Seknas Prabowo-Sandi yang digelar setiap pekan itu juga menghadirkan pembicara lainnya. Di antaranya politisi Partai Demokrat yang juga Wakil Ketua Komisi II DPR, Herman Khaeron, Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKopi), Hendri Satrio, dan Direktur The Centre for Energy and Resources Law, Satya Zulfanitra.

(aim/JPC)